cukup sampai di sini, sudahlah
bukankah langkah telah lelah
menyusuri lorong yang kelam
sudah sampai di sini, cukuplah
bukankah hanya luka dan kecewa
menuruti nafsu yang jalang
sudahlah, cukuplah
senyampang maut belum menyapa
nafas dan raga masih setia
Bumidamai, Yogyakarta.
————————————————————-
UNDANGAN TERBUKA, silakan berkunjung ke:
Assalaamu’alaikum mas Amazzet
Puisi ringkas yang penuh makna untuk diambil iktibar
bagi menghalau segala resah yang telah lelah oleh nafsu serakah.
“Cukuplah sampai di sini, sudahlah, cukuplah”
menunjukkan satu harapan yang tinggi dalam kelelahan bagi menggerakkan hati dan segala jiwa agar kuat untuk berubah dengan jalan taubat.
Dalam realiti kehidupan kini, tidak mudah untuk mengajak nafsu bertaubat jika tidak punya kesedaran yang mantap dan keinginan untuk berubah diri. Semuanya datang dari hati dan hidayah Tuhan.
semoga kita akan selalu berada dalam jalan yang lurus dan dilindungi Allah SWT.
Salut ya mas, kerana banyak sudah menghasilkan buku, saya masih dalam proses mengapai impian untuk punya buku sendiri. Doakan saya merealisasikannya.
Salam hormat dari saya di Sarikei, Sarawak.
Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh,
Terima kasih banyak, Bunda, semoga saya yang menuliskannya juga mendapatkan pelajaran agar bisa menempuh jalan taubat.
Mengenai menulis buku, sungguh dari Jogja saya berdoa semoga Bunda segera mempunyai buku sendiri. Sejujurnya saya juga masih terus belajar untuk bisa menulis buku dengan baik.
Makasih ya, Bunda, telah berkenan singgah di blog sederhana ini.
Salam hormat dari Daerah Istimewa Yogyakarta,
Akhmad Muhaimin Azzet
nice poem… saya suka sekali merenungkan maknanya.
Terima kasih, Bunda, semoga kehidupan kita ke depan semakin lebih baik.