Beratkah Shalat Lima Waktu?

Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, “Bahwasanya Abu Dzar pernah bercerita bahwa Rasulullah Saw. bersabda, ‘Atap rumahku dibuka ketika aku di Makkah. Kemudian Jibril turun dan membelah dadaku, lalu mencucinya dengan air zamzam, kemudian dia datang membawa sebuah bejana dari emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan, lalu menuangkannya ke dalam dadaku, kemudian menutupnya. Selanjutnya menggandeng tanganku dan membawaku naik ke langit dunia. Ketika aku sampai di langit dunia, Jibril berkata kepada penjaga langit, ‘Bukalah.’

“Dia (penjaga langit) bertanya, ‘Siapakah ini?’

“Dia (Jibril) menjawab, ‘Ini Jibril.’

“Dia (penjaga langit) bertanya, ‘Apakah ada orang lain yang bersamamu?’

“Dia (Jibril) menjawab, ‘Ya. Saya bersama Muhammad Saw.’

“Dia (penjaga langit) bertanya, ‘Apakah dia diutus kepada-Nya?’

“Dia (Jibril) menjawab, ‘Ya.’

“Ketika dia membukanya, kami naik melewati langit dunia. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang duduk dan di sebelah kanannya terdapat sekumpulan orang dan di sebelah kirinya juga terdapat sekumpulan orang. Jika melihat ke sebelah kanannya, dia tertawa, dan jika melihat ke arah kirinya, dia menangis. Dia lalu berkata, ‘Selamat datang wahai nabi yang saleh dan anak orang yang saleh.’

“Aku bertanya kepada Jibril, ‘Siapakah orang ini?’

“Dia (Jibril) menjawab, ‘Ini adalah Adam. Sekumpulan orang yang berada di sebelah kanan dan kirinya adalah arwah anak keturunannya. Orang-orang yang berada di sebelah kanannya adalah para penduduk surga dan orang-orang yang berada di sebelah kirinya adalah penduduk neraka. Jika melihat ke arah kanannya, dia tertawa, dan jika melihat ke arah kirinya, dia menangis.’

“Sampai dia membawaku naik ke langit kedua, kemudian dia berkata kepada penjaganya, ‘Bukalah.’

“Penjaganya bertanya kepadanya seperti yang dikatakan oleh penjaga pertama tadi, lalu dia pun membukanya.”

Anas berkata, “Ketika Jibril bersama Nabi Saw. bertemu Idris, dia berkata, ‘Selamat datang nabi yang saleh dan saudara yang saleh.”

“Aku pun bertanya, ‘Siapakah ini?’

“Dia (Jibril) menjawab, ‘Ini adalah Idris.’

“Kemudian aku bertemu dengan Musa, lalu dia berkata, ‘Selamat datang nabi yang saleh dan saudara yang saleh.’

“Aku bertanya, ‘Siapakah ini?’

“Dia (Jibril) menjawab, ‘Ini adalah Musa.’

“Kemudia aku bertemu Isa. Setelah itu, aku bertemu Ibrahim. Dia berkata, ‘Selamat datang wahai nabi yang saleh dan anak yang saleh.’

“Aku bertanya, ‘Siapakah ini?’

“Dia (Jibril) menjawab, ‘Ini adalah Ibrahim Saw.”

Ibnu Syihab berkata, “Ibnu Hazm memberi tahu aku bahwa Ibnu Abbas dan Abu Habbah Al-Anshari berkata, Nabi Saw. bersabda, ‘Kemudian dia membawaku naik hingga ke mustawa sehingga aku mendengar suara pena-pena.”

Ibnu Hazm dan dan Anas bin Malik berkata, “Nabi Saw. bersabda, ‘Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla mewajibkan atas umatku lima puluh shalat. Lalu aku kembali dengan membawa kewajiban itu sampai bertemu dengan Musa. Dia bertanya, ‘Apa yang diwajibkan Allah atas umatmu?’

“Aku menjawab, ‘Dia mewajibkan shalat lima puluh kali.’

“Dia (Musa) berkata, ‘Kembalilah kepada Rabb-mu karena umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu.’

“Aku pun kembali dan Dia (Allah) menghapus setengahnya. Aku kembali lagi kepada Musa. Aku berkata, ‘Dia menghapus setengahnya.’

“Dia (Musa) berkata, ‘Kembalilah kepada Rabb-mu karena umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu.’

“Aku pun kembali lagi, lalu Dia (Allah) menghapuskan setengahnya. Kemudian aku kembali kepadanya (Musa), lalu dia berkata, ‘Kembalilah kepada Rabb-mu karena umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu.’

“Aku pun kembali lagi, lalu Dia berfirman, ‘Ia adalah lima shalat ia adalah (sama dengan) lima puluh shalat. Tidak akan berubah ketetapan dari-Ku.’

“Aku lalu kembali kepada Musa, kemudian dia berkata, ‘Kembalilah kepada Rabb-mu.’

“Aku menjawab, ‘Aku malu kepada Rabb-ku.’

“Kemudian dia membawaku pergi sampai tiba di Sidratul Muntaha. Ia ditutupi oleh warna-warni yang tidak aku ketahui warna apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya terdapat kalung-kalung dari mutiara dan ternyata tanahnya misik.” (HR Bukhari)

Pada awalnya, kewajiban shalat yang diperintahkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. dan umatnya adalah lima puluh kali shalat dalam sehari semalam. Namun, setelah dilakukan permohonan pengurangan yang diusulkan oleh Nabi Musa a.s. kepada Nabi Muhammad Saw., akhirnya Allah Swt. memutuskan bahwa kewajiban shalat bagi Nabi Muhammad Saw. beserta umatnya hanya lima kali saja.

Apabila ditinjau dari kewajiban awalnya yang lima puluh kali, tentu kewajiban shalat yang hanya tinggal lima kali dalam sehari semalam adalah kewajiban yang sudah tidak berat lagi. Akan tetapi, tidak jarang kita masih menyaksikan bahwa shalat lima waktu itu berat sekali untuk dikerjakan oleh Umat Islam. Semoga dengan mengetahui bahwa sesungguhnya kewajiban shalat ini pada awalnya lima puluh waktu, kita dijauhkan oleh Allah Swt. dari sifat merasa berat untuk melaksanakan shalat lima waktu.

Al-Faqir ila Rahmatillah,
Akhmad Muhaimin Azzet

4 Komentar

Filed under Hikmah Utama

4 responses to “Beratkah Shalat Lima Waktu?

  1. Assalaamu’alaikum Wr Wb, mas Amazzet…

    Subhanallah, hadis di atas benar2 membuat saya menangis tanpa dapat di tahan2. Walau sudah biasa membaca hadis di atas dan mengetahuinya, namun jika hati ini mendapat sentuhan atas keindahan peristiwa dan kemuliaan yang diterima oleh Rasul tercinta, tidak ada satupun yang mampu menghalang untuk merasai kehadirannya di hati ini. saat membaca hadis di atas, terasa sangat dekat sekali dengan Baginda SAW dan kerinduan itu semakin mendakap ingin bertemu baginda Rasul. Subhanallah, mudahan keinginan ini dimakbulkan Allah di sana nanti.

    Jika kita melihat kepada perjuangan dalam perjalanan menuju Tuhan untuk perintah solat, ia bukan hal yang mudah dan senang kerana perlu kepada beberapa halangan dan kekuatan dan kesabaran untuk meneruskan cabaran. Tindakan Nabi Musa sebagai penasihat dalam proses pengurangan solat bukan dilihat dari aspek ketidakmampuan umat untuk melakukannya sahaja, tetapi pentingnya ada musyawarah dan maslahah ummat serta kebijakan dalam menangani permasalahan yang bakal hadir. nasihat nabi Musa tersebut dapat dilihat sebagai seorang yang sangat memahami arena politik manusia akan datang hasil dari pengalamannya menghadapi Fir’aun.

    Tentu jika tidak dikurangkan dari 50 waktu, umat kini terlalu payah melaksanakan. Mengapa dengan hanya 5 waktu dan diberi ganjaran 50 waktu itupun payah diusahakan. Banyak faktor2 yang mengalangi manusia, antaranya rasa kecintaan kepada Allah sudah dipinggirkan. Cintakan dunia telah melingkari hati dan minda manusia. Rasa takut telah hilang sehingga mudah melakukan dosa dan lupa akan setiap balasan tanggungjawabnya. masya Allah, amat rugi jika solat lima waktu dianggap berat dan menyusahkan. Sedangkan solat adalah tiang agama yang jika ummah tidak melaksanakannya, maka runtuhlah agama yang ada pada dirinya dan mudahlah anasir jahat mempengaruhinya.

    Semoga Allah selalu memelihara kita dari melalaikan solat dan menetapkan kita pada jalanNya yang lurus. Ammin.

    Salam hormat dari saya di Sarikei, Sarawak.

    *********************

    Mas Amazzet, alhamdulillah kiriman dua buah buku telah saya terima pada 7 Januari lalu. Saya baru dimaklumi hari ini. Terima kasih banyak ya. Semoga Allah memudahkan semua urusan mas dan keluarga di sana. Saya senang menerima dan membacanya.

    • Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh,

      Demikianlah, Bunda, jika hati ada kerinduan yang sangat kepada Allah Swt. dan Rasulullah Saw. yang mulia. Semoga hal demikian mampu kita jaga agar ada semangat untuk menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa yang telah dilarang-Nya. Demikian juga dengan shalat, semoga kita bersama keluarga diberi kekuatan oleh Allah untuk menyenangi dalam mendirikannya, baik shalat fardhu dan kita tambah-tambah dengan shalat sunnah. Sehingga, dari hari ke hari kita terasa semakin dekat saja dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

      Terima kasih, Bunda, atas tambahan tulisannya yang tiada sedikit. Sungguh, hal ini tentu berguna bagi pembaca tercinta lainnya. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan oleh Allah Swt. untuk bisa dan senang dalam berbagi.

      Alhamdulillah…, bila kiriman buku itu telah sampai di pangkuan Bunda. Buku yang Mutiara Hikmah hanyalah kumpulan dari nasihat yang bersumber sebagaimana dalam buku tersebut. Sedangkan buku yang kedua, Hikmah Utama, adalah renungan atas kalam-Nya yang semoga bermanfaat bagi pembaca. Tak lupa perkenannya Bunda memberikan kritik atas kekurangan buku tersebut dan sarannya sehingga saya bisa belajar untuk menulis yang lebih baik lagi.

      Salam hormat dari Daerah Istimewa Yogyakarta

  2. wahyu hidayat

    ya allah ma’afkanlah dosa-dosaku,aku tlah bnyk melalaikan kewajibanku ( shalat) padahal itu untuk kebaikanku di dunia dan akhirat..semoga mulai detik ini ENGKAU memberikan hidayah-MU ya rab ku…hambamu benar2 menangis setelah membaca perjalanan rosulku…..semoga kelak hambamu bisa selalu berada sisi nabu muhammad SAW..amin…..

Tinggalkan Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s