Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah merentangkan tangan-Nya pada malam hari memberi kesempatan taubat bagi pelaku kesalahan pada siang hari dan merentangkan tangan-Nya pada siang hari memberi kesempatan taubat bagi pelaku kesalahan pada malam hari, sampai kelak matahari terbit dari barat (hari kiamat).” (HR. Muslim).
Betapa Allah Swt. teramat sayang kepada kita. Ketika langkah terpeleset dan telanjur melakukan perbuatan dosa, kita masih diberi kesempatan bertaubat oleh-Nya. Namun, sayang sekali, tidak jarang di antara kita tidak pandai memanfaatkan kesempatan baik yang diberikan oleh Allah Swt. tersebut.
Kebanyakan dari kita ketika melakukan dosa tidak segera menyadari kesalahan dan bertaubat. Seakan kita meyakini bahwa usia kita masih panjang dan masih banyak kesempatan untuk mohon ampun dan memperbaiki diri. Padahal, satu pun di antara kita tidak ada yang mengetahui apakah besok pagi, atau nanti malam, atau bahkan semenit ke depan kita masih diberi jatah hidup oleh Allah atau mesti berakhir dengan datangnya Malaikat Maut kepada kita.
Sungguh, bila maut telah datang, satu pun di antara kita tidak ada yang mampu memajukan atau mengundurkan waktunya. Dalam hal ini, marilah kita perhatikan firman Allah Swt. sebagai berikut:
“…Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).” (QS. Yunus [10]: 49).
Maka, alangkah ruginya bila waktu yang masih kita punyai ini tidak kita gunakan untuk memohon ampunan dan bertaubat kepada-Nya. Mumpung nyawa masih dikandung badan. Bila nyawa sudah sampai di tenggorokan, yakni pada saat dicabut oleh Malaikat Izrail, maka sia-sialah taubat kita. Sungguh, alangkah menyesal dan ruginya bila menjadi orang yang tidak diterima taubatnya.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya selama nyawa belum sampai ke tenggorokan.” (HR. Ahmad).
Saudaraku, semoga dengan pembahasan sederhana ini, kita semakin memahami dan menyadari bahwa memohon ampunan dan bertaubat tidak mesti hanya kita lakukan seusai berbuat dosa besar semata. Meski kita sudah tidak melakukan dosa besar (semoga), kita pun harus selalu memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah Swt. dari dosa-dosa kecil, dan seterusnya. Dengan demikian, semoga kehidupan kita senantiasa dalam rahmat-Nya.
Al-Faqir ila Rahmatillah,
Akhmad Muhaimin Azzet
Subhanallah, tulisan yang semakin menambah keimanan kepada Allah SWT..trimakasih om pencerahannya 🙂
Sama-sama, Bunda. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan Bunda ke blog sederhana ini. Salam untuk keluarga.
Subhanallah,,, terkadang kita suka menyepelekan dosa2 kecil dan enggan untuk bertaubat, padahal Rasulullah yang telah dijamin surga saja masih memohon ampun tak kurang dari 100 kali dalam sehari.. Tulisannya bagus sekali akh, mengingatkan diri saya pribadi untuk selalu membersihkan diri dengan senantiasa bertaubat..
Salam kenal..
Terima kasih banyak, Sijagur, tulisan ini sesungguhnya mengingatkan diri penulis dan keluarga meski sambil berharap semoga bermanfaat pula bagi pembaca. Dengan demikian, semoga kita senantiasa memhon ampunan dan bertaubat kepada Allah Swt.
Salam kenal juga….
Terima kasih sudah mengingatkan Pak Akhmad. Insya Allah bermanfaat 🙂
Sama-sama, Mbak Sya, makasih pula telah berkenan singgah di blog ini.
Alhamdulilah…,saya bisa ngaji disini 🙂
sama-sama, Mas, ini juga saya lagi belajar ngaji kepada teman-teman yang lain, makasih ya telah singgah…
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh…
Alhamdulillah, diberi kesempatan mengunjungi taman ilmu mas Amazzet yang selalu mencerahkan hati dan menjernihkan minda buat mengisi kehidupan yang ada ketikanya berlompang kehausan dengan ilmu yang bermanfaat.
Sungguh, taubat sebagai penyuci diri dari segala dosa yang kita lakukan tidak seharusnya dipandang ringan kerana ajal maut itu tidak diketahui bilakan tiba dan saatnya mengunjungi kita.
Peluang dan ruang yang telah diberi Allah sebagai kesempatan untuk menebus dosa di dunia lagi melalui jalan taubat mesti diambil dengan serius dan bijak agar tiada penyesalan di kemudian hari di mana bekal untuk menghadapNya tidak disediakan sehingga gementar segala sendi bila pertemuan besar terjadi. Masya Allah.
Semoga kita dilindungi Allah dari melakukan angkara dosa yang menyasarkan kita dari kebenaran syariatNya yang mulia ini.
Terima kasih mas Amazzet untuk peringatan yang membahagiakan hati yang selalu rasa berdosa ini. Mudahan mas dan keluarga dirahmati Allah dalam usaha menyadarkan manusia agar istiqamah pada jalan yang lurus. Amiin.
Salam mesra dari Sarikei, Sarawak.
Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh,
Senang sekali Bunda Siti Fatimah Ahmad dapat berkunjung ke tulisan saya. Sungguh, saya selalu mendapatkan tambahan ilmu yang bermanfaat dari Bunda. Demikianlah, Bunda, semoga kehidupan kita senantiasa mendapatkan kekuatan dan hidayah dari Allah Swt., sehingga kita dapat mengetahui mana yang dosa dan mana yang berpahala. Lebih dari itu, semoga kita dapat menghindari dosa dan memilih yang berpahala. Dengan demikian, semoga kehidupan kita dapat selamat dan berbahagia, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat kelak.
Terima kasih pula atas doa Bunda untuk saya dan keluarga. Allahumma amin….
Assalamu’alaikum
Rangkaian kata yang begitu indah,…
INGATLAH AKU DI SAAT DO’AMU SAHABAT, SEMOGA TUHANMU MEMBERI HIDAYAHNYA PADAKU.AMIN
wa’alaikumusalam wr.wb.
Makasih banyak ya, Sob, semoga kita senantiasa mendapatkan rahmat Allah Ta’ala.