duduk di tumpukan daun jati yang mengering
ada yang pelahan meranggas di sekujur tubuhku
serupa kambium, pori-pori ini memecah hening
akar persoalan pun merangsek menuju rindu
ya, rindu tetes demi tetes kesegaran dari langit
serupa hujan yang menumpahkan air cinta
bagi kemarau panjang atau dada yang terhimpit
segeralah, duhai, doa pun telah kering air mata
Bumidamai, Yogyakarta
Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis.
lagi musim panas ya pak?
hujan merupakan berkah dariNya…
Benar sekali, Mas Mabruri, hujan merupakan berkah dari-Nya. Makasih banyak ya… telah singgah dalam menunggu hujan ini.
Assalamu’alaikum. Ini kunjungan pertama saya di sini. Subhanallah! ternyata ustadz pandai berpuisi juga!
Wa’alaikumusalam wr.wb.
Akhi Abi Sabila, makasih banyak ya atas kunjungannya. Iya neh, ikut-ikutan Mas Mabruri Sirampog tuh bikin puisi tentang hujan, hehe… Ohya, blog Akhi baru ya… selamat ya…. dan langsung meluncur ke lokasi….
terimakasih atas partisipasi sahabat dalam kuis Poetry Hujan..^^
*saat ini juga kita sedang menunggu hujan ya pak..salam saya…
Alhamdulillah…, makasih juga Mbak Puteri, telah diberi kesempatan juga ikut kuis puisi ini.
*Iya, ini lagi nunggu hujan, Mbak, semoga segera datang dengan penuh berkah.
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Amazzet…
Puisi memberi kesegaran dalam menuangkan kata yang luar dari biasa. Itulah kelebihan bagi mereka yang cintakan menulis dan membaca. Banyak hal yang boleh digubah jika menulis menjadi satu kemahiran. Bermula menulis perkara biasa hingga akhirnya menulis puisi di mana tidak semua orang bisa melakukannya walau ia sangat mudah jika mahu.
Hujan adalah anugerah yang amat bermakna buat menghidupkan semua makhluk di muka bumi ini. Tanpa hujan kehidupan akan mati, suram dan menderita. Allah yang maha menghidup dan mematikan segala apa yang diciptakannya menurut kehendak-Nya. Oleh itu, manusia selalu harus bersyukur dengan nikmat titisan air yang menyuburkan jiwa raga.
Puisinya ringkas mas, tetapi maknanya amat dalam untuk kita fikirkan apa yang sedang berlaku di muka bumi ini. Hanya ketika musibah melanda, baru kiranya manusia berhajat kepada yang Maha Esa. Subhanallah, doa adalah senjata bagi orang mukmin dan berdoalah, insya Allah doa kita didengar oleh Yang Maha Mendengar.
Hargailah apa sahaja kurnia Allah walau hanya dari setitik air yang turun dari langit apatah lagi setitik air mata yang mengandungi seribu macam cerita dalam kehidupan kita. Puisi ini mewakili rintihan hati manusia sejagat yang memerlukan air di dalam kegersangan jiwa dan kehidupannya walau di mana sahaja ia berada.
Semoga sukses dalam kontesnya mas. Saya mendoakan mudahan ada kebaikan menyusuli puisi indah ini.
Salam mesra dari Sarikei, Sarawak. 😀
Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh
Iya, Bunda, ketika pertama kali belajar menulis, saya memang belajar menulis puisi. Betapa senangnya waktu itu saat kelas dua Tsanawiyah (SLTP) di Jombang sana, puisi saya dimuat oleh sebuah majalah terbitan Surabaya. Setelah itu, saya semakin senang menulis puisi. Tapi, begitulah puisi, hingga kini pun rasanya saya masih belajar untuk menulis puisi.
Termasuk menulis puisi tentang hujan. Terima kasih banyak, Bunda Siti Fatimah Ahmad. Ulasan Bunda tentang puisi “Menunggu Hujan” yang saya tulis sungguh luar biasa. Jujur, saya malah tidak membayangkan sebelumnya. Justru di sinilah saya mendapatkan ilmu dari Bunda. Untuk itu, sekali lagi, saya perlu mengucapkan terima kasih, termasuk doanya.
Salam hangat persaudaraan dari Jogjakarta.
bau hujan itu bikin ngangenin 😀
Benar sekali, apalagi bau hujan yang pertama setelah kemarau. Hmmm….
Semoga hujan segera datang ya, Pak. Agar tanah menjadi basah atau hati menjadi lega 🙂
Salam kenal ya, Pak… 🙂
Ya benar, semoga hujan segera datang dan tanah segera basah dan semakin lega dalam jiwa. Salam kenal juga ya… Makasih banyak telah berkenan singgah di blog sederhana ini.
Setetes air hujan yang membasahi bumi dapat menyejukkan hati setiap insan manusia.
Salam kenal pada kunjungan perdana ini Pak. Sukses selalu,
Salam
Ejawantah’s Blog
Itulah hujan yang setiap tetesnya diiringi dengan rahmat-Nya. Hmm…. makasih banyak ya telah berkunjung ke blog saya. Salam kenal juga dan selamat terus berkarya.
Ni kemarau, hujan memang dirindukan, sampai dilombakan juga. Semoga menang pak…
Hehe…, sampai dilombakan juga. Makasih banyak ya, Kang Nur, telah singgah kemari. Semoga hujan ‘kan segera datang.
Semoga kita semua selalu diberikan berkahnya melalui hujan. Amin.
Sungguh doa yang bagus sekali, Mas Irfan Handi, semoga Allah Swt. mengabulkannya.
Baca ini pas lagi hujan 🙂
Ohya? Wah, segar sekali rasanya. Makasih banyak ya telah singgah kemari.
Puisi hujan bertaburan di mana-mana..
ini salah satu yang saya suka
Mbak Amela, makasih banyak ya…
memang, lagi rame puisi hujan sekarang, hehe…
Hehehe, sama-sama..
Wong emang bagus kok puisinya..
Sayangnya saya lagi males ikutan kuisnya,
jadi ya kali ini nonton aja deh..
Sebuah doa sederhana untuk alam yang tengah gundah didera kemarau.
Semoga menang ya Pak 🙂
iya, doa ini agar hujan berkah segera turun sekaligus doa semoga menang, hehe… makasih ya….
wah ternyata puitis .. subhanallah… bisa gak ya saya? hehe
subhanallah walhamdulillah….
hmm…. ini masih perlu belajar dan belajar kok, Mbak, sama dengan Mbak Dwiewulan, insya Allah njenengan tentu juga bisa.
kapankah kau datang, hujan?
jangan biarkan hidup namun ladang hati kering kerontang
o, hujan
kiranya gerimis pun tak mengapa datang
segera… segera….
datanglah…. turunlah….
hujan
makasih ya mas, telah singgah kemari.
masih musim panas nie
iya nie, semoga segera turun hujan….
hujan yang dinanti telah datang
doapun senantiasa berkumandang
menghatur syukur alhamdulillah di haribaan
semoga menang dalam perlombaan ^_^
alhamdulillah, hujan telah datang
berkah telah diturunkan
[makasih banyak ya, Mas, telah singgah
Makasih pula doanya]
hujan memberikan ketengan tersendiri
saya suka postingan ini 🙂
demikianlah hujan….
makasih banyak ya….