Seorang bapak berbaju putih dan berkopiah hitam dalam foto di atas adalah satu-satunya jamaah pengajian dari IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, yang memakai sepeda. Sementara jamaah yang lain memakai mobil, atau setidaknya sepeda motor. Foto tersebut saya abadikan dari sebuah kegiatan pengajian jamaah haji di Masjid Al-Muhtadin, Perum Purwomartani Baru, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Sungguh, saya sangat terinspirasi oleh foto dan kenyataan tersebut. Ternyata, bisa menunaikan ibadah haji tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu, tetapi niat yang kuat, rajin menabung, dan memohon pertolongan kepada Allah Swt.
Tulisan ini disertakan pada Bukan Kontes Biasa: TASBIH 1433 H di Blog Dhila13.
Ah…saya pun terinspirasi pak ustadz..
Iya, Mbak Orin, ketika melihat beliau datang menuntun sepeda tuanya, langsung saya terhenyak, akhirnya saya jepret, begitu pula saat memarkir sepeda dan saat beliau mengisi buku hadir jamaah.
wah… kesederhanaan itu indah sekali…
Benar sekali, di samping indah, Kesederhanaan beliau memang luar biasa. Makasih banyak ya….
penuh makna pak 🙂
Dari gambar bisa berbicara…
Semoga kita bisa mengambil maknanya ya, Mas Adi, sehingga ada semangat yang luar biasa dalam hidup kita.
Subhanallah, jika Allah menghendaki segalanya bisa terjadi, Allahu Akbar
Subhanallah walhamdulillah….
Benar sekali, sungguh benar sekali.
Terima kasih banyak nggih, telah singgah kemari.
semangat menabung, inspiratif pak…salam saya.
Iya, Mbak Puteri, jadi semangat menabung neh….
Makasih ya Mbak.
sifatnya patut di contoh nih..
Iya, sifat baik yang patut dicontoh…
Makasih banyak ya, telah berkenan berkunjung kemari.
nunggu kaya ga jaminan ya pak ustadz, bahkan ada juga yang sudah kaya tapi belum menunaikan ibadah haji.
yang penting adalah tergeraknya hati untuk segera memenuhi panggilan-Nya, dimulai dengan niat yang tulus semata-mata ingin memenuhi panggilanNya, namun juga tetap disertai dengan usaha, insya Allah akan selalu ada jalan kemudahan.
semoga saja bisa seperti itu… aamiin
Benar sekali, Mas Mabruri, nunggu kaya juga bukan jaminan bagi seseorang bisa menunaikan ibadah haji. Terpenting dari semua itu adalah niat yang kuat, menabung, dan terus-menerus berdoa agar bisa menunaikannya. Makasih banyak ya, Mas. Semoga kita bisa. Allaahumma aamiin…
sy terharu…. Semoga Berkah Tuhan selalu beserta Bapak Tua Bersepeda Tua…. amien
Saya juga terharu, Mbak Diah. Makasih banyak atas doanya. Makasih pula telah berkunjung kemari ya….
Luar biasa… 😥
Iya, Mas, beliau memang luar biasa….
Hmm, kira-kira si Bapak ini tinggalnya di daerah mana ya? Jauhkah dari masjid?
Tinggalnya jauh, Mbak Oma, dari Masjid Al-Muhtadin, meski di kecamatan yang sama, yakni Kalasan.
sedari dahulu kala….bapak tua ini sudah Bike to Haji…. amazing 😀
Jika di kalangan teman2 ada bike to work, beliau Bike to Haji ya Mas Budi.
Makasih ya, Mas, telah singgah kemari.
keren… guru.. segalanya 🙂
aku catat ya 🙂
Benar, Mbak Dhila, beliau memang keren dan guru segalanya.
Makasih ya Mbak….
Subhanallah…
nggak diceritakan secara detail, Ustadz….?
saya pengen tahu ceritanya, liku-liku perjuangannya sampai si bapak bisa naik haji.
Subhanallah walhamdulillah…
Begitu ya, Mbak Erwin. Semoga di lain waktu saya bisa menggali lebih banyak tentang beliau ya Mbak. Makasih banyak ya….
MasyaAlloh… .sebagai contoh untuk “haji-hajjah” yang lain, semoga menjadi suatu pembelajaran… .
Iya, Mas Johar Manik, semoga kenyataan tersebut bisa menjadi suatu pembelajaran bagi kita semua…. Makasih banyak ya Mas.
penasaran sama buku saya ya pak? hehe.
mau nanya pak..
tips diterima penerbit apa ya pak? saya barusan ditolak…
Iya nih…, penasaran banget sama bukunya Ukhti Fi, hehe….
Mengenai tips diterima penerbit, memang tidak ada hal yang baku dalam hal ini, tapi biasanya tema yang kita tawarkan sesuai dengan tema2 buku yang diterbitkan oleh penerbit yang bersangkutan. tapi yg jelas, ditolak oleh satu penerbit, masih teramat sangat mungkin diterima oleh penerbit yang lainnya.
terharu pak. jadi cermin bwt kita semua. makasih sdh diposting. dengan foto foto itu postingan pak akhmad jadi lebih panjang saya baca dalam hati.
Salam 😦
Iya, Mas Nanang, saya juga terharu. Makasih banyak ya Mas, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari setiap kejadian di sekitar kita.
speechless…terharu saya
Makasih banyak ya Mbak Mila….
Demikian juga saya.
yang penting niatnya yaa pak, plus usaha dan do’a.. insya Allah, Allah sendiri yang akan memanggil kita untuk bisa berkunjung ke tanah haramNya.. 🙂
Benar sekali, niat ini harus dikuatkan karena menunaikan ibadah termasuk dari kewajiban seorang Muslim. Niat tersebut kemudian kita tindaklanjuti dengan usaha dan doa dengan bersungguh-sungguh. Dengan demikian, semoga Allah Ta’ala mempermudah ibadah kita.
Tidak silau oleh gebyar duniawi, tetap pede di sela-sela deretan orang bermobil. Itu yang patut kita teladani, semangat dan tekad yang tetap kuat.
Tepat, Mas, betapa kita belajar untuk tidak silau oleh gebyar duniawi sebagaimana bapak tua tersebut. Makasih banyak ya….
klo Allah sudah berkehendak apapun bisa terjadi,..
salam kenal bro.. 😀
Benar sekali, Bro. Salam kenal juga ya….
semoga sukses kontesnya Pak 🙂
aamiin…. makasih banyak ya mas…..
kesederhanaan…zuhud…justru harusnya itu yg menggambarkan seorang yg menyandang gelar “Haji”. bukan begitu ustadz?
salam kenal ya ustadz
assalaamu’alaikum
Iya, benar sekali, Mas Rahmat Firdaus, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kenyataan ini. Makasih banyak ya…. Salam kenal juga.
Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh….
Ping-balik: Para Peserta TASBIH 1433 H | thePOWER ofWORDS
Ping-balik: 10 Blogger yang Mendapatkan Buku dari TASBIH 1433H | thePOWER ofWORDS
Teladan kesederhanaan yang sulit dicari saat ini.
Benar sekali. Meski sulit, semoga kita bisa meneladani ya…
Dan, sungguh terima kasih banyak telah singgah kemari.
Subhanallah…. man jadda wa jadda. memang tidak ada yang tidak mungkin bila kita bersungguh-sungguh. Allah Maha Kaya dan mudah saja bagi-Nya jika Dia sudah berkehendak.
Salut buat Bapak tersebut. Semoga Allah Memudahkan beliau senantiasa, dalam keadaan apapun. Amiin
Setuju banget, man jadda wa jadda.
Makasih banyak ya….
semoga kita mempunyai kesungguhan dalam berusaha
dan keyakinan yang kuat kepada-Nya.
ketika melihat postingan ini saya sudah yakin pak ustadz bakalan masuk 10 pemenang. kisahnya memang sangat inspiratif.
selamat ya ustadz 🙂
alhamdulillah….
makasih banyak ya mas…