Judul Buku: Pendidikan yang Membebaskan | Penulis: Akhmad Muhaimin Azzet | Penerbit: Ar-Ruzz Media, Yogyakarta | Tebal: 100 hlm. | Harga: Rp.20.000,- | ISBN: 978-979-25-4833-4.
Pendidikan adalah proses bagi seorang anak manusia untuk menemukan hal yang paling penting dalam kehidupan, yakni terbebas dari segala hal yang mengekang kemanusiaannya. Oleh karena itu, pendidikan semestinya membebaskan peserta didik dari segala macam penindasan; apa pun bentuknya.
Pendidikan yang membebaskan bukanlah guru yang selalu saja menjadi subjek, sedangkan murid menjadi objeknya. Bukanlah pendidikan yang suka atau tidak suka, murid harus menerima dan menjalani proses pendidikan yang diberikan oleh sang pendidik atau lembaga pendidikan yang diikutinya. Bila demikian, pendidikan tak ubah seperti penjara.
Pendidikan yang membebaskan juga bukan serupa mesin industri bagi kapitalisme modern. Atau, sebagaimana yang belakangan banyak terjadi, hanya mencerdaskan sisi intelektualnya saja, akan tetapi anak didik tidak dibebaskan menjadi manusia seutuhhnya. Lalu, bagaimanakah sebenarnya pendidikan yang membebaskan itu? Simak selengkapnya dalam buku inspiratif ini.***
—————–
Catatan:
Buku tersebut sudah beredar di Toko Buku Gramedia seluruh Indonesia dan beberapa toko buku lainnya. Namun, apabila kesulitan mendapatkannya, silakan memesannya di semacam warung buku. Nuwun…
Termasuk penjara materi dimana anak didik dari keluarga kurang mampu tak akan pernah bebas memilih sekolah berkwalitas tinggi yang biasanya sangat mahal.
Di sinilah sesungguhnya penting bagi kita semua untuk mengembalikan pendidikan pada pemahaman yang sesungguhnya; saat ini, pendidikan dipahami hanya sebagai sekolah, di sekolah pun porsi utamanya adalah mengembangkan kecerdasan intelektual, sudah begitu mahal lagi….
Ustadz… semoga bukunya best seller, dan bermanfaat untuk umat.
semoga suatu saat nanti bisa membelinya…
salam santun….
Makasih banyak ya, Mbak Erwin, atas doanya; semoga kebaikan dan kebahagiaan juga senantiasa menyertai Mbak Erwin. Allaahumma aamiin….
pendidikan harus mahal karena yang didapat tidak murah. harga sesuai dengan kualitas, tapi bagaimana menciptakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau itu sekarang yang jadi PR… 🙂
Benar sekali, Cak Bas, pendidikan yang berkualitas dan terjangkau itu penting sekali. Makasih banyak ya, Cak.
apalagi sekarang untuk kurikulum sekolah memakai kurikulum KTSP Berkarakter ….
Bukanlah pendidikan Berkarakter itu sebagaimana pendidikan yg dicontohkan oleh Nabi SAW ya pk ustadz …
lalu kenapa kita baru menerapkannya sekarang …. ?
🙂
Semestinya seperti itu, Mas, namun pendidikan kita sepertinya belum menemukan model yang baku, masih sering berganti seiring dengan kementrerian yang memimpinnya.
Pendidikan yang membebaskan haruslah membuat pelakunya ter-upgrade ke arah yang lebih baik. Memandirikan, bisa memandang segala sesuatu dari berbagi perspektif, keluar ari situasi yg ak iinginkan dan membuat dirinya bermanfaat bagi orang lain.
Sepakat sekali, Mbak Evi, memang demikianlah semestinya pendidikan itu. Makasih banyak ya, Mbak. Semoga pendidikan kita menjadi semakin lebih baik.
ada isu baru ni. . . . katanya soal UN nanti akan dilelang….. huuuuuhhh
yang dilelang itu cetak soal UN atau pembuatan soal UN? kalo cetak soal sih bisa dipahami, tapi kalo pembuatan soalnya, biuh…biuh….
katanya si pembuatannya juga bang. . .
wowww.. buknyany banyak, perlu belajar sama pak ustadz agar bisa produktif dalam menulis….
monggo mas, kita sama-sama belajar ya, sebab saya sesungguhnya jg masih belajar dan belajar agar bisa menulis dengan baik…
Tapi sekarang saya kurang percaya dengan pendidikan di sekolah 🙂
Ga papa, Mbak Astrid, karena pendidikan tidak sama dengan sekolah;
sekolah hanyalah salah satu cara untuk melangsungkan pendidikan, dan masih banyak cara lain dalam menyelenggarakan pendidikan.
Pak Ustadz ini rajin sekali berbagi ilmu. Semoga menjadi amal dan memberi kontribusi bagi kemajuan peradaban.
Terima kasih banyak, Mas Febri, juga atas doanya; semoga Mas Febri senantiasa sukses dan bahagia selalu.
benar pak ustadz … pendidikan indonesia sudah seperti mesin industri. Sekolah, Kampus, dan Bimbel, semua memikirkan uang, tidak ada lagi ketulusan dalam mendidik.
Semoga buah pikiran pak ustadz ini dibaca oleh kalayak luas dengan masuknya buku ini menjadi best seller
Amien …
itulah hal yang sungguh memprihatinkan mas…, semoga hal yang demikian menjadi kesadaran bersama sehingga ada upaya untuk memperbaikinya… dan makasih pula atas doanya ya mas…
Sayangnya pendidikan yang membebaskan itu maish jauh dari kondisi ideal. Salah satunya karena ketidakberpihakan Pemerintah terhadap pendidikan. Orientasi yang digunakan lebih menekankan pada hal-hal yang sifatnya akademis. Caranya pun salah, terlalu membebankan hal-hal yang tidak seharusnya pada anak kecil.
Demikianlah, Mbak Oma, sehingga setiap kita, sebagai bagian dari masyarakat, punya kewajiban juga terhadap keberlangsungan pendidikan bagi anak-anak kita, para generasi bangsa, agar bisa terselenggara pendidikan yang membebaskan…. Makasih banyak ya, Mbak, telah singgah kemari.
Dalam pendidikan di kenal istilah KSA (knowladge, Skill, dan attitude). Umumnya pembelajaran sekarang lebih menekankan pada aspek Knowladge atau mungkin juga skill sehingga peserta didik menjadi pintar dan terampil (dalam segala hal termasuk korupsi). Tapi ada satu yang tidak tersampaikan yaitu Attitude, sehingga moralitas bangsa ….
Sukses pa Akhmad
Salam Kenal
Benar sekali, Mas Nurdin, makasih banyak ya atas tambahan ilmunya yang sungguh penting ini, dan salam blogger persahabatan.
Keren, banyak banget bukunya.
Semoga bisa memberikan ilmu yg bermanfaat untuk semua. Amin 🙂
makasih banyak ya…, makasih pula atas doanya…
semoga kebaikan dan kebahagiaan senantiasa menyertai sampean juga ya gan…
Saya salut untuk buku-buku karangannya.
Sampai sekarang saya belum berani membuat buku, walau sudah ada beberapa teman yang mengajak untuk membuat buku.
Makasih banyak, Mbak Ratna.
Iya, Mbak, segera saja, sebagai sarana berbagi selain di blog.
wah.. salut.. produktif sekali kang azzet bikin bukunya 😀
hehe…, mohon doanya ya Mbak Amel, semoga bermanfaat…
ohya, makasih banyak telah berkunjung kemari dan semoga Mbak Amel senantiasa dalam rahmat Allah Ta’ala.