Air Mata Rindu

sepotong rindu ini seutuhnya untukmu
meski rayuan lembut di jalanan merebutnya
aku berlari di atas pematang licin berbatu
ingin segera menghapus air matamu, segera

saat gerimis kuketuk pintu hatimu tanpa ragu
meski kerinduan ini betapa berselimut kabut
masihkan engkau simpan gelombang biru itu
di bening matamu, di situlah aku tersangkut

aku datang sebagaimana sungai menuju muara
duhai, bukalah pintu segera, bukalah segera
sebelum aku tenggelam dalam pusaran air mata

Bumidamai, Yogyakarta.

28 Komentar

Filed under Jiwa Merindu

28 responses to “Air Mata Rindu

  1. Ely Meyer

    tentunya akan mengharukan andai kerinduannya bisa tertumpahkan

  2. nanangrusmana

    indah mas……aku menyimaknya dengan penuh…

  3. Makin menyejukkan rasa rindu ini Pak Ustadz…

  4. Kadang ku merindukanNYA,ku ingin bahagia sejati tak bertepi
    SALAM

  5. Abed Saragih

    Bermakna bagi saya mas 🙂

  6. efek rindu memang luar biasa yaa pak.. dan lagi, dhe suka puisinya pak Azzet 🙂

  7. Rindu.
    tiap anak kalimat yang menggetarkan jiwa

    salam 🙂

  8. kerinduan pada Allah dan Rasul ya pak ustadz,
    tentunya bila merindukan Allah dan Rasul-Nya, pasti akan terbalas juga kerinduan kita olehNya.
    owh ya pak ustadz, mohon maaf, mau ngasi PR. semoga berkenan mengerjakannya, hehe
    Ini dia PRnya pak ustadz: http://mabrurisirampog.wordpress.com/2012/01/29/rahasia-di-balik-dua-belas/

    • begitu ya, Mas Mabruri,
      ohya, ada PR neh…, makasih banyak ya, Mas, semoga postingan ke depan dapat menampilkan hasil dari PR dari Mas Mabruri dengan senang hati. Sekali lagi, makasih banyak ya, Mas….

  9. Kerinduan yang tak pernah berujung… 😉

  10. Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Amazzet…
    Manusia tidak bisa lari dari merindu dan dirindui. Dua hal yang selalu menyebak dan menyesak jiwa. Senang kalau mata yang dirindui sedang bergenangan, bisa dibantu untuk dikeringkan walau sukar perjalanan menujunya.

    Hebat mas, puisi syahdu yang menyusuk kalbu.
    Lama bener saya tidak menulis puisi. Mudahan punya kesempatan mengarang kata-katanya lagi.

    Salam hormat dari Sarikei, Sarawak.

    • Wa’alaikumusalam wr.wb.
      Makasih banyak ya Mbak Fatimah, betapa rindu itu menjadikan hidup kita menjadi lebih berwarna. Iya, Mbak, saya juga jarang menulis puisi sekarang, tidak sesering dulu…. Selamat menulis puisi juga ya Mbak. Salam hangat persaudaraan dari Jogja.

  11. menggetarkan jiwaku….
    nice posting ustad….

  12. Eva Yulianti

    Rindu ini seketika menyeruak
    Tanpa mengenal batas ruang dan waktu
    Ibarat air hujan membasahi bumi dengan tetesan air dari langit menambah rasa rindu tuk berjumpa denganMu. Engkaulah Yang Maha Indah dengan segala keindahanNya..
    Hanya satu hal yang kupinta disaat ajal menjemput..jadikanlah aku hambaMu yang selalu merindukan perjumpaan denganMu ..hanya Engkau.. Wahai Yang Maha Indah…

Tinggalkan Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s