Allah Swt. berfirman, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya).’ Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ [34]: 39)
Duhai jiwa yang masih saja dihinggapi penyakit yang pernama bakhil, segera sembuhlah dengan kesadaran yang benar. Sungguh, harta yang disimpan saja dengan kebakhilan justru akan banyak membawa kerugian; hidup pun jauh dari keberkahan. Sebagaimana air selokan yang tidak mengalir niscaya airnya akan semakin keruh, berbau tidak sedap, menjadi sarang kuman, dan menjadi tempat berkembang biak bagi bermacam bibit penyakit. Akan tetapi, apabila air selokan mengalir dengan lancar niscaya airnya akan bening dan menyehatkan lingkungan. Demikian pula dengan harta yang kita punya.
Al-Faqîr ilâ Rahmatillâh,
Akhmad Muhaimin Azzet
Iklan promo masih ada yang palsu, Janji Allah pasti ditepati :), setuju berbagi dengan zakat dan infak dikelola dengan baik, kalau bisa independen saja, jangan pemerintah yang urus seperti pungutan pajak yang di korup 😦
Benar sekali, Mas Budi, janji Allah Ta’ala pasti ditepati, hehe… yang nggak pasti itu manusianya, sebagaimana pajak yang justru malah dikorup itu; menyedihkan. Ohya, makasih banyak ya, Mas, telah singgah kemari.
makanya kita sering diingatkan dalam setiap rezeki ada hak orang lain, jadi gemar bersedekah setiap seminggu sekali lewat celengan mesjid menjadi bagian kebiasaan yang tidak tertulis, tapi kesadaran untuk mensyukuri nikmat 🙂
Yang Maha Kaya tdk akan membuat hambanya miskin, kecuali atas kehendakNYA
Benar sekali, sungguh benar sekali.
Makasih banyak ya, Sob.
bener pas ustadz…
Allah memberi yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan 🙂
Sepakat, Mbak Mila, makasih banyak ya…
Hmmm… merenungi diri yang pelit ini…
Iya, Mas, mari sama-sama merenung….
sepakat bang. . . . emang harus banyak2 mencoba tuk menyisihkan sebagian harta yang kita miliki. . .
Jika tidak kita mulai dari diri sendiri dan sekarang juga, menunggu apa lagi ya Sob…
betul betul betul. . . .
suatu perumpamaan yang super sekali pak ustadz..
menumpuk2 harta, tanpa menggunakannya di jalan Allah, adalah suatu hal yang sangat keliru, dirinya telah terpedaya oleh perangkap syetan
Makasih banyak, Mas Mabruri, padahal betapa bahagianya bila seseorang bisa berbagi ya, Mas. Semoga kita bersama keluarga dan sobat2 suka berbagi ya, Mas.
Hanya Allah yang mengetahu segala rahasia dan kita takkan pernah bisa menerka-nerka rencananya..
Benar sekali, Mas, benar sekali.
Makasih banyak ya….
kadang saya pun masih pelit untuk diri sendiri dan orang lain …
hmmm, muhasabah yang pas di sore, Pak 😀
Iya, Mas, sesungguhnya saya juga sedang bermuhasabah.
Makasih banyak ya, Mas, telah singgah kemari.
sy termasuk bakhil gak ya? hanya Allah yg tahu, sambil intropeksi diri…
Apakah saya termasuk bakhil ga ya? Sama, Mbak, saya juga sedang berintrospeksi. Makasih banyak ya mbak….
pendek, singkat padat dan tepat,, mengena sekali pak,, dan sangat bisa dimengerti, aku akan berusaha untuk tidak menutup selokan itu pak,, baunya akan menyengat kemana-mana..
salam 🙂
Iya, Mbak Fitr4y, jangan sampai selokan rezeki kita tutup sendiri; mari kita buka dan alirkan agar lancar, menyehatkan, dan membahagiakan kita bersama. Thx banyak ya Mbak, telah singgah ke blog sederhana ini.
Dan diantara rejeki kita itu ada juga rejeki untuk orang lain ya mas.
Kita hendaknya jangan terlalu pelit untyk sedekah.
Salam hangat dari Surabaya
Benar sekali, Pakde Cholik, di sinilah sesungguhnya kita mesti berbagi. Semoga kita senang berbagi ya, Pakde.
Salam hangat pula dari Jogja.
tandanya seseorang itu kaya, dia bisa (mau) bersedekah.
sebaliknya, jika seseorang belum bisa (mau) bersedekah…berarti dia masih miskin.
miskin hati, miskin iman, miskin kepedulian.
orang seperti ini yg justru perlu “dikasihani”.
duh…, alangkah sedihnya jika miskin seperti ya Akh…
Semoga kita menjadi semakin kaya dengan senang bersedekah.
kita berlindung semoga Allah tidak “menyempitkan” rizkinya bagi kita semua
Allaahumma aamiin…
Makasih banyak ya, Kang Martho.
Selagi Mampu mari kita bersedekah.., doa untuk orang tua dan keluarga juga sedekah yang baik jika kita tak mampu memberi dengan harta.. 🙂
Benar sekali, Mas Erwin, benar sekali.
Makasih banyak ya….
tulisan yang bagus untuk mengevaluasi diri 🙂 syukron ustad
Sama-sama, Mbak Dida, makasih juga telah singgah kemari ya…