Cinta adalah anugerah terindah yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia. Segala yang bernama hubungan akan terasa hampa bila tanpa cinta. Meskipun di surga, sebuah tempat yang paling nikmat dan penuh pesona bahagia, ternyata Adam merasa sendirian dan membutuhkan teman bercengkerama. Maka, atas nama cinta pula, Allah menciptakan Hawa sebagai pendamping setia. Begitu pula setelah Adam dan Hawa turun sebagai penghuni dunia. Meskipun mereka berdua ditempatkan pada sebuah tempat berbeda yang sangat jauh jaraknya, ketertarikan cinta antara keduanya membuatnya bertemu dengan sepenuh kerinduan di sebuah padang, Arafah namanya.
Ya, cinta memang anugerah terindah yang luar biasa. Siapa pun yang sedang dilanda cinta terhadap lawan jenis, akan merasakan getaran-getaran yang tak sepenuhnya dapat diungkapkan dengan kata-kata. Getaran-getaran itulah yang membuat cinta menjadi terasa indah, dan membuat orang-orang yang sedang jatuh cinta mempunyai sebuah rasa yang bernama bahagia. Barangkali perasaan cinta dapat ditutup-tutupi, tapi siapakah yang dapat mengingkari bila kejujuran hati telah terpesona.
Padahal, cinta dapat melanda siapa saja. Cinta dapat mendatangi orang-orang yang menjaga hatinya; hadir kepada saudara-saudara yang menjaga pandangan (ghadhul bashar); cinta juga dapat dengan diam-diam secara tiba-tiba membelai lembut ikhwan dan akhwat yang sungguh-sungguh menjaga keimanan dan ketakwaannya. Sebab, cinta tidak selalu datang lewat pandangan mata, tetapi cinta bisa hadir oleh kebaikan akhlaknya, oleh walau sepintas mendengar suaranya, atau bahkan cinta bisa hadir begitu saja. Ya, begitu saja. Inilah barangkali yang saya sebut bahwa cinta adalah anugerah terindah dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Bila cinta telah hadir ke dalam sanubari seseorang, sesungguhnya ada tugas berat yang mesti diemban. Agar cinta yang notabene adalah anugerah terindah dari Yang Maha Suci, tetap terjaga kesuciannya. Agar cinta tidak ternoda oleh perbuatan-perbuatan berdosa yang hanya menuruti hawa nafsu belaka. Agar cinta tetap bening mengalir sesuai dengan ajaran-ajaran mulia dari Allah Ta’ala yang telah dibawakan oleh Rasulullah Saw. panutan kita.
Maka, ada pertanyaan mendasar yang mesti diajukan kepada setiap kita, pemuda dan pemudi muslim yang sedang jatuh cinta, “Bagaimanakah sikap kita?” Apakah kita memperturutkan begitu saja segala keinginan untuk memenuhi kepuasan cinta. Misalnya, segera menemui orang yang kita cintai saat rindu melanda, menatap wajahnya, menggandeng tangannya, atau bahkan mencium dengan lembut keningnya? Padahal, kita belum menikah. Apalagi, di antara kita tidak sedikit yang sering terjebak dengan atas nama cinta, tetapi malah melakukan perbuatan zina.
Semoga di postingan mendatang, saya dapat melanjutkan persoalan ini. Atau, bila sahabat blogger tercinta berkenan urun saran dan pendapat di komentar blog ini, tentu saya sangat senang sekali.
Salam cinta bahagia,
Akhmad Muhaimin Azzet
postingan yang menarik kak azzet. . . 😉
cintaa. . .kata orang ku jatuh cinta. . . 😀 (lagu ungu band)
cinta. . . 🙄
buat idah kata cinta susah didefinisikan, cinta identik dengan kebahagiaan juga kegagalan. 😀
tapi remaja pada umumnya mudah terjebakdan terlena dengan kata tersebut. 🙂
Terima kasih banyak, Mbak Idah Ceris.
Duh, lagu Ungu…; semoga dengan hati-hati
dan menambah ilmu, semoga remaja tidak terlena
dengan cinta yang belepotan noda ya…
Assalaamu’alaikum
entahlah aku sendiri sudah tidak tertarik dgn getar2 itu xixixixi…
Benar kta bapak. duh panggilnya pa nih?
tapi cintanya yg satu ini bkin saya senyam – senyum baca tulisanny saudara hihi…
Yah cintaNYA hrs dijaga dan panah asmaranya hars dijaga, hihi…
Klo lirk lagu mah lebeh. Tapi klo ku tatap matanya pas halal oke punya.
Saya pernah berhayal klo saya mau nawar ttg jodoh sama Alloh hihi..
tapi klo dikashnya sdah mnckupi knap tidak? hihi
yah pastinya saya tggu indah pada waktunya….. aamiin.
Wa’alaikumusalam wr.wb.
Hehe…, getar-getar cinta itu ya….
Soal panggilan, gmana Mbak suka aja deh.
Iya, benar sekali, Mbak, betapa asyik bila indah
pada waktunya. Makasih banyak ya….
cinta, ya siapa saja bisa merasakan cinta ya pak ustadz, hanya saja smoga cintanya tidak karena menuruti hawa nafsu.
satu jalan keluarnya yaitu menikah sperti apa yang pak ustadz tulis dalam bukunya.. heheh
Hmmm…, jalan keluar terbaik bila sudah saling cinta adalah menikah. Tepat sekali, Mas Mabruri. Makasih banyak ya….
betul sekali pak…
cinta yang terjaga itu akan indah jika tiba saatnya…
mohon doanya pak semoga bisa menjaga nya..
Nah, sangat sepakat, menjaga cinta itu penting sekali agar senantiasa dan semakin indah penuh rahmat-Nya. Semoga bisa ya, Mbak. Allaahumma aamiin….
Assalamualaikum mas Azzet
Cinta itu suci karena datangnya dari Allah dan immateri…bukan karena kecantikan, kekayaan, kekuasaan, popularitas dsb. Mencintainya karena cinta itu sendiri.
Tak terdefinisi. Begitu indah tuk dilukiskan.
Suka itu menurutku masih lengket dengan materi seperti karena kecantikan, kekayaan, kekuasaan dll, dan bisa saja hilang jika apa yang disukai tiada lagi dititipkanNya.
Cinta itu nyambungnya dengan pernikahan, untuk menjaga kesuciannya.
Memang di dalam Islam, boleh menikah karena akhlaknya, kecantikannya dan kekayaannya. Namun menurutku cinta itulah yang akan abadi tuk selama2nya. Jika semua hijab terbuka sudah, kita dapat mencintainya karena Allah.
Cinta itu seperti yang ada pada surat Ar rum:21…Dan diantara tanda-tanda kebesaranNya ialah Dia menciptakan pasangan2 untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Jika boleh kunamakan takdir cinta. Dia memberi indikator buat takdir cinta kita yaitu rasa tentram kasih dan sayang. Jika bukan takdir cinta, tiadalah rasa itu karena itu tanda2 kebesaranNya. Mungkin itulah guna ta’aruf sebelum menikah jika kutafakuri untuk merasakan ketentraman didekatnya dengan cara yang syar’i.
Cinta itu memberi..cinta itu melayani…cinta itu menyayangi…cinta itu mendoakan…cinta itu tak terkatakan… Wallahualam bissawab
Wa’alaikumusalam wr.wb.
Benar sekali, Mbak Eva Yulianti, bahwa cinta itu suci, karena berasal dari Allah Ta’ala, Dzat Yang Maha Suci. Oleh karena itu, hendaknya kita bisa menjaganya.
Makasih banyak ya, Mbak, senang sekali saya mendapatkan tambahan ilmu dari Mbak. Semoga silaturahim ini tetap terjaga dalam rahmat-Nya.
Indah bener cinta ya ? dan sepertinya tidak penting sama sekali dirayakan setahun sekali apalagi berlebihan, terkadang hal itu malah menjadi jebakan ke dalam cinta yang semu ya PAk? 😀
Iya, cinta memang indah. Maka dari itu mari kita jaga keindahannya. Tak perlu merayakan cinta setahun sekali. Justru cinta perlu dipupuk dan kembangkan setiap hari. Makasih banyak nggih, telah singgah kemari.
Jangan sampai atas nama cinta kita terjebang kedalam lubang kemaksyiatan… 🙂
Benar sekali, Ajo, cinta itu semestinya menjaga kehormatan, bukan malah merusaknya. Makasih banyak ya….
Aih…selalu menyenangkan belajar bersama pak ustadz 🙂
Aih…, brarti kita sama-sama belajar ya, Mbak Orin.
Cinta itu indah. Berzina itu merusak keindahannya. menimbulkan masalah dan menghancurkan masa depan yang sudah kita rancang. 😦
Nah.., benar sekali itu, Mas Nando, sepakat banget. Semoga kita bisa menjaga anugerah cinta ini agar senantiasa bahagia dalam rahmat-Nya.
Alhamdulilah manarik ni bisa saya sbarkan untuk temen2 kampus heheh
Bermanfaat bos..trima kasih
Alhamdulillah…, makasih banyak atas kunjungannya ya, Mas. Semoga bermanfaat bagi kita bersama.
Ane cuma bisa senyum membacanya Pak Ustadz… dan maaf baru keluar dari kungkungan, belum sempat ngerjain PR 🙂
Silakan tersenyum Mas Johar Manik. Selamat keluar dari kungkungan. Soal PR, santai saja, Mas. Makasih banyak ya….
jika cinta pada lawan jenis, segera koreksi diri, lewati jalur alternatif cari tahu orang tua, jika berkenan segera beritahu yang bersangkutan (orang tua) atau segera lamar 😀
hehehe…, dengan demikian segera dapat menikmati cinta dengan bahagia di jalur yang sebenarnya…. Makasih banyak nggih…
sama-sama ustadz karena dengan jalur benar jadi gak ada ditabrak orang kecuali memang udah kehendak yg di Atas 🙂
zaman sekarang ini banyak yg sdh menyalahi kata cinta ustadz,ats nama cinta sgl hal dilakukan padahal belum muhrim.. begitu memang klo cinta krn nafsu. mdh2an selalu bisa terjaga dari hal2 yg berbau cinta yg didasari hawa nafsu..aamiin..
Di sinilah sesungguhnya penting bagi kita bersama keluarga untuk menjaga cinta itu ya, Mbak. Agar senantiasa bahagia dalam rahmat dan ridha Allah Ta’ala. Makasih banyak ya, Mbak.
Merajut cinta dengan pasangan akan jauh terasa lebih indah, lebih suci dan lebih terjaga manakala kita telah menikah…
Tulisan yang sangat bagus kang, mudah2an banyak ikhwan dan akhwat yang baca tulisan ini…
Alhamdulillah…, betapa indahnya bila cinta itu dinikmati setelah menikah. Belaian mesra pun dicatat sebagai ibadah. Betapa bahagianya…. Makasih banyak ya Sob atas kunjungannya.
Postingan Pak Azet selalu mencerahkan 🙂 Saluuut – Salam Takzim
Terima kasih banyak ya, Mbak
saya juga senang berkunjung ke blog njenengan
selalu unformatif dengan buku2 yang asyik…
ah,…….bicara tak akan ada habisnya ya ya Pak Ustadz …..
entah berapa liter tangis keluar karena rasa ini, miliaran orang juga telah lahir karena rasa ini….
Benar sekali, Mbak Mila, cinta memang tak habis untuk dibicarakan. Makasih banyak ya….
CINTA BIKIN SEMUA MENJADI LUPA DIRI TERMASUK SAYA HEHHE
duh… duh… jadi lupa diri ya…, hehehe…
di sinilah sesungguhnya perlu kita menjaga cinta
yup yup
assalamu’alaikum pak,,
aku mau tanya pak, kalo cinta terlarang atau salah tempat, misalnya cinta pada istri orang atau suami orang, apa itu bisa disebut anugerah Allah juga?
maaf ya pak, karena hal ini banyak sekali terjadi di tengah masyarakat sekarang,
Salam sukses 🙂
Wa’alaikumusalam wr.wb.
Cinta memang anugerah Allah Ta’ala, yakni cinta yang membahagiakan, tidak menyakiti, atau bahkan merusak rumah tangga orang. Bila cinta seperti ini yang hadir, barangkali perlu introspeksi diri. Tapi, meski berbagi cinta, bila semua ikhlas dan bahagia, tentu persoalannya menjadi lain. Selebihnya, hati kita yang jujur barangkali bisa menjawab: apakah ini murni cinta atau nafsu belaka. Demikian, wallahu A’lam.
bagaimana nih jika cinta itu datang terlambat, di saat saat yang salah, dimana kita sudah menjadi milik orang lain? meskipun sudah berusaha tapi sulit untuk menghindarinya?
Untuk pertanyaan dari Mbak Nur Hidayah ini, jawabannya saya sama persis dengan jawaban dari Mbak Fitr4y di atas. Makasih banyak ya, Mbak, telah singgah kemari.
Assalam, postingan yang menarik, sayangnya banyak juga yang melakukan tindakan kurang baik dan mengatas namakan cinta
Terima kasih ya, Mbak Widya. Semoga kita termasuk yang bisa menjaga cinta ya, Mbak.
saya suka gan ..:)
cocok buat anak muda 🙂
makasih banyak ya gan….
semoga bermanfaat.
Ping-balik: Bila Sedang Jatuh Cinta | Akhmad Muhaimin Azzet
cinta itu sederhana dan sepatutnya kita jaga sebaik-baiknya tanpa harus ternoda. terima kasih sudah diingatkan, Pak. 🙂
Iya, demikianlah, Mbak Phie.
Makasih juga telah berkunjung kemari ya, Mbak.
Salam blogger persahabatan.