Saya mempunyai teman yang masih muda umurnya. Belum pernah bekerja dan baru lulus kuliah di sebuah program diploma. Setelah lulus kuliah, dia diterima bekerja di sebuah pertambangan minyak perusahaan luar negeri. Kabarnya (adik saya yang bilang), alhamdulillah…, ia mendapatkan gaji sebanyak 25 juta per bulan. Saya bilang kabarnya karena saya belum pernah bertanya secara langsung kepadanya.
Kenapa saya tidak bertanya langsung kepadanya? Karena saya tidak mempunyai kepentingan terhadap masalah ini. Saya hanya ikut senang karena hidupnya memang berubah menjadi jauh lebih baik secara ekonomi. Ke mana-mana ia sekarang tidak memakai sepeda motor butut seperti dulu, melainkan naik mobil sendiri model terbaru. Namun, satu hal yang menjadi perhatian saya adalah soal cinta sejati.
Apa hubungannya dengan soal cinta sejati? Ceritanya begini. Dahulu ketika SMA, teman saya ini sulit sekali mendapatkan teman perempuan (pacar). Saya sedang tidak membahas, apakah pacaran itu boleh atau tidak dalam Islam. Tapi, yang jelas, dulu ia pernah cerita soal ini kepada saya. Mungkin ini karena wajahnya yang pas-pasan, juga ia berasal dari keluarga yang ekonominya biasa-biasa saja. Demikian juga ketika ia kuliah, tak satu pun cewek berhasil ia dapatkan.
Keadaan teman saya ini berubah 180 derajat setelah tersiar kabar bahwa gajinya adalah 25 juta per bulan. Gaji sebanyak itu diperoleh dengan kerja tidak penuh sebulan. Dua minggu sekali ia pulang ke rumah untuk beristirahat. Ternyata, banyak sekali dari perempuan yang dulu dikenalnya dan menolak cintanya, pada berdatangan kepadanya. Anehnya, ada juga teman perempuan yang dulu ditaksirnya dan kini sudah mempunyai kekasih, diam-diam datang juga ke rumahnya.
Mendapati banyak teman perempuan yang datang, sungguh membuat bingung teman saya. Dahulu ia bingung karena setiap perempuan yang ditaksirnya selalu menolaknya; kini ia bingung untuk memilih yang mana.
Melihat kenyataan yang seperti itu, saya juga tidak bisa menjawab dengan segera ketika pada suatu senja ia bertanya kepada saya: adakah cinta sejati itu? Sebuah cinta yang murni bukan karena kekayaan, tetapi merasa nyaman dan bahagia ketika berada di sampingnya. Sebuah cinta yang hanya karena Allah Taโalah akhirnya dengan ikhlas mau hidup bersama dalam berumah tangga untuk menggapi ridha-Nya.
Di zaman yang kata orang segalanya membutuhkan uang seperti ini, adakah cinta sejati itu? Barangkali di antara sahabat blogger punya pengalaman yang hampir sama atau setidaknya punya pendapat, sungguh saya sangat senang jika berkenan berbagi di postingan ringan ini.
hanya bisa mendoakan,, semoga teman kang azzet tersebut dipertemukan dengan wanita sholeha yang mencintainya bukan karena harta..
Terima kasih banyak, Mbak Amela. Dengan berdoa seperti tersebut, sesungguhnya saya juga yakin, insya Allah wanita shalihah yang mencintai murni karena Allah Ta’ala itu masih ada di zaman yang bising ini.
comblangin kami ustadz? ha ha, ngga….
maaf….
dicomblangin ya, hehehe…, ga papa, santai aja.
makasih banyak ya telah singgah.
semoga sang teman mendapatkan cinta sejati
Iya, semoga demikian. Makasih banyak ya….
pengalaman disekitar lingkungan idah, sekarang itu cinta kalah dengan materi (uang) kak. . .
beda dengan jaman dulu, jaman bapak dan ibu idah masih muda. ๐ dimana kalau sudah saling suka ya tinggal tunggu hari “P” nya kak? ๐
Bahkan hampir tidak ada yang menganut paham “cinta sejati”. ๐
sungguh miriiiis. . .
untuk teman kak azzet mungkin dia harus ikutin kata hati deh kak? ๐
Waktu terus berputar; nilai-nilai pun berubah. Harta memang perlu, tapi bila ini yang menjadi pengikat dari sebuah hubungan, tentu jauh dari ketulusan yang sifatnya imateri. Makasih banyak ya, Mbak Idah, juga atas doanya untuk teman saya.
Hidup ini sungguh misterius, kadang kita tidak tau kapan cinta sejati itu datang. Cinta sejati itu priceless. Tuk menemukan cinta sejati, kita harus mendekatkan diri padaNya…karena cinta sejati itu dariNya…jika dekat denganNya, segala materi penghalang (hijab) seperti harta, pangkat, jabatan yang menutupi rasa mencinta sejati akan pupus olehNya,..barulah terasa dialah cinta sejati kita. Itulah anugerah dariNya.. .mencintainya karena Dia..tanpa embel2 apapun..hanya cinta itu sendiri, cinta yang bulat sederhana. Cinta yang membuat kita cenderung tentram berada di dekatnya (Ar Rum:21). Yang akan abadi dan semoga menjadi pasangan tdk hanya di dunia namun juga di akhirat. Atau bisa jadi tidak bertemu di dunia, di akhirat dipertemukanNya. Semua adalah rahasiaNya.
Wallahualam bissawab
Alhamdulillah…., yang dituliskan oleh Mbak Eva Yulianti itu benar sekali. Sungguh, saya sangat sepakat. Terima kasih banyak ya, Mbak. Semoga kita semakin dekat dengan-Nya, sehingga mendapatkan anugerah cinta yang sejati, baik untuk kebahagiaan di dunia maupun akhirat kelak.
Harta, tahta, kata, dan cinta. semoga semuanya bermuara pada Allah. sehingga yang didapat adalah yang terbaik, dan bermanfaat untuk sekitar. Ikut mendoakan untuk temannya, kak ๐
Benar sekali, Mbak Diana, semuanya memang bermuara kepada Allah Ta’ala. Makasih banyak ya, Mbak, juga atas doanya. Allaahumma aamiin…
cinta adalah jembatan penghubung antara dua jiwa.. Ketika cinta sudah diikuti dengan nafsu, syahwat dan harta, maka ia tidak lagi menjelma sebagai jembatan penghubung jiwa yang suci, tapi jadi jembatan harta dan nafsu yang suatu ketika dapat rapuh dengan mudahnya..
Dua jiwa yang dipersatukan tentu membutuhkan ketulusan jiwa juga, bukan yang lainnya. Benar sekali, Ajo, makasih banyak ya….
Cinta sejati hanya kepada Allah, dan tidak dimiliki secara utuh oleh sesama manusia. Apalagi zaman sekarang … Ada uang abang sayang kalau tidak abang ditendang… hhkekek
Begitu ya, Pak. Duh…., makasih banyak ya….
Memangnya cinta sejati itu seperti apa sih?
Tapi,… mudah-mudahan temannya Pak Ustadz itu bisa memilih yang terbaik, ya…
Iya, seperti apa sih? Hehe…, barangkali yang mendasari ikatan cinta itu adalah ketulusan, bukan karena sekadar tampang dan hartanya; meskipun ini juga bukan dilarang sebagai pertimbangan seseorang dalam mencintai.
Izin nimbrung Ustadz, kalo menurut ane cinta sejati itu ya cinta yang dilandasi karena niat untuk beribadah karena Allah, bukan karena harta, rupa dan tahta/jabatan, karena hanya itulah cinta yang hakiki, dan untuk jaman sekarang InsyaAllah masih banyak laki-laki dan perempuan yang saling mencintai karena Allah, kalo untuk teman ustadz,, mendingan gak usah bingung masalah jodoh, karena kita yakin Allah sudah menentukan, kalo masalah kapan, sama siapa, kualitasnya bagaimana, tingkat keimanan kitalah yang juga akan menentukannya, wallahu ‘alam bisshowwab,.. ๐
Alhamdulillah…, makasih banyak ya, Mas, atas tambahan ilmunya. Iya, benar sekali apa yang njenengan sampaikan. Tidak usah bingung soal ini. Memperbaiki diri saja semaksimalkan mungkin sambil terus memohon yang terbaik kepada Allah Ta’ala.
Kalau kata Mario Teguh, wanita itu simple, ga suka mikirin yang macam-macam. Mereka hanya mau memikirkan bagaimana caranya mencintai, sedangkan urusan keuangan pria yang memikirkan.
Begitu ya kata Om Mario Teguh. Makasih banyak ya, Mbak Sya, jadi tambah ilmu neh…
“cinta” pada diri ini masih “misterius”
sejauh ini dalam pengamatan pribadi,, cinta sejati itu seperti sangat susah di dapatkan,
pada umumnya, “cinta ” dalam manusia cinta itu ada karena untuk “diri sendiri” seperti menyukai keindahan, pada dasarnya itu untuk diri sendiri. perlahan cinta akan pudar, bila tak ada rasa membahagiakan , rasa melindungi. kadang kita yang memilih agama pun demikian,
memilih atas dasar agama, kecantikan, kekayaan, keturunan, pada dasarnya juga adalah sama yaitu untuk diri sendiri,
hanya saja pilihan atas agama adalah benar dan lebih “abadi” karena kita punya tuntunan mulia dalam “menjaga keutuhan cinta”
Allahumma zid mahabbatii lillahi wa rasuulihi..
Subhanallah walhamdulillah…
Makasih banyak ya, Mbak. Tambahan dari Mbak ini sangat penting untuk direnungkan, terutama bagi diri ini. Sehingga, betapa menjaga cinta ini penting agar selalu berjalan dalam kebahagiaan untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Makasih banyak ya, Mbak.
ijin nimbrung mas..
semoga saja beliau mendapatkan yang terbaik ya mas…
gajinya bikin saya ngiler euy…
salam kenal,kunjungi balik blog saya ya mas
ooo, silakan gan, seneng sekali saya
hehehe, iya… gajinya memang
buanyak… juga menurut saya
salam kenal juga, dan segera ke TKP
terimakasih atas kunjungannya,salam kenal.
Mungkin itu namanya “mimpi jadi kenyataan”…seperti mimpi akang sih tapi kalo akang bermimpi punya gaji cukup 1 juta….per JAM….he he he sama2 matre donk???
Iya, Kang, setiap orang pasti punya mimpi. Justru dengan bermimpilah hidup menjadi indah karena ada misteri dan upaya untuk mewujudkannya. Makasih banyak ya…
Cinta sejati pasti masih ada, Pak. Dengan meningkatnya gaya hidup hedonis dan berpusat pada materi, bukan berarti cinta sejati itu hilang. Dia masih ada disana, cuma kurang perhatian saja karena tersilaukan oleh harta.
Mengenai teman babap itu, menurut saya sih gak perlu bingung. Dia kan punya hati terdalam, bertanya deh kesana, terus dibantu shalat istikharah, lewat mata batin dia pasti akan menemukan wanita paling pas untuknya..Yang takan meninggalkannya jika suatu saat dia dipecat dari pekerjaan dan kehilangan gaji yg 25 juta itu
Benar sekali, Mbak Evi, sesungguhnya saya juga percaya bahwa cinta sejati itu masih ada. Sungguh, makasih banyak ya, Mbak, atas ilmu rahasianya, hehe… sehingga bermanfaat bagi bagi, juga teman saya tentunya.
cinta sejati masih ada pak, tapi yg tahu hanya yg di atas, jadi minta saja sama yg di atas yg lebih tahu, manusia hanya hidup horisontal, hanya bisa mengira ngira ttg org lain, tapi Allah yg tahu pasti , saya salah satu yg dikirimi cinta sejati itu pak setelah sering berdialog vertikal di sepertiga akhir malam
Setuju banget, Mbak Ely, sungguh cinta sejati itu masih ada. Mestinya tak perlu galau soal ini. Alhamdulillah, saya juga sudah mendapatkan cinta sejati itu. Masih banyak ya, Mbak, atas tambahan pengalamannya. Sungguh hal ini penting, terutama untuk yang belum menikah. Gak usah galau deh, mendekat saja kepada-Nya.
Kayaknya masih muda sekali kawan Pak Ustadz ini, ya? Karena teman-teman wanita-nya juga belum ada yang menikah. Sebaiknya dia menunggu sampai dirinya matang, Pak Ustadz. Karena gaji besar tidak tidak menunjukkan bahwa ia sudah matang.
Iya, Mas Nando, kawan saya itu masih muda sekali. Lulus diploma saja belum lama ini. Tapi, alhamdulillah langsung bernasib baik dalam pekerjaan. Setuju banget, Mas Nando, gaji besar tidak tidak menunjukkan bahwa ia sudah matang. Makasih banyak ya….
Alhamdulillah belum pernah dihadapkan pada situasi harus memilih yang mana. Masih belum ada yang dipilih ๐
Kayanya jalan yang paling banyak dianjurkan ya istikhoroh. Trus minta pendapat orang tua. Biasanya “pandangan mata” orang tua lebih tajam. Mereka sudah berpengalaman dalam menilai orang, jadi tahu lah mana yang cukup baik untuk dijadikan pendamping anaknya.
Istikharah dan minta pertimbangan ke orangtua ya…
sungguh, makasih banyak ya, semoga bermanfaat untuk sahabat saya
makasih pula Mbak Millati telah singgah kemari.
Teringat pesan Rasulullah, bahwa Wanita itu dinikahi karena 4 hal, yaitu karena kecantikannya, hartanya, keturunannya dan karena agamanya..dan beruntunglah laki2 yang menikahi wanita karena agamanya. Sesungguhnya cinta itu akan datang dengan sendirinya manakala kita telah menikah, karena lebih terpelihara…mudah2an bermanfaat.. #pengalaman pribadi hehe..
Alhamdulillah…., sebuah pengalaman pribadi yang bagus sekali tatkala pertimbangannya adalah pesan Rasulullah Saw. Makasih banyak nggih….
Setuju sekali dengan komentar diatas saya ….
Iya, Mas, makasih banyak ya….
Cinta sejati,, saya percaya masih ada Pak Ustadz. asal terus ada keinginan untuk memperbaiki diri. kalau menurut saya sembari meminta petunjuk Allah, yang utama adalah fokus untuk perbaikan diri.
Banyak orang ingin mendapatkan jodoh yang baik, tapi tidak memantaskan diri untuk itu.
Janji Tuhan kan jelas.
Bila kawan Pak Ustadz adalah pria yang baik yang mencari jodoh dengan cara yang baik, dan diridhoi orang tuanya, semoga mendapatkan cinta sejati.
Iya, Mbak, saya juga percaya itu. Yang penting sekarang adalah perbaikan diri. Sungguh, yang baik akan dapet yang baik. Makasih banyak ya, Mbak, saran dari Mbak ini sangat penting. Dan, salam blogger persahabatan.
Salam blogger persahabatan juga pak ustadz.
Ini juga menjadi koreksi bagi diri saya. ๐
Teman Pak Muhaimin itu perlu mengetahui dengan jeli, cinta yang datang kepadanya apakah cinta sejati ataukah ada uang abang disayang.
Yup! Jangan sampai yang terpilih adalah yang ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang….
Makasih banyak ya, Mas Rahman Wahyu.
Insya Allah cinta sejati itu masih ada ๐
Iya, Mbak Dida, saya juga meyakini itu. Makasih banyak ya….
Setuju sama komen di atas.
“Insya Allah cinta sejati itu masih ada”
๐
Iya, makasih banyak ya….
Insya Allah ada banyak diluaran sana… karena saya banyak menemukannya.
Alhamdulillah…. jika demikian.
Makasih banyak atas kunjungannya ya, Sob.