Agar kita dapat menjalin silaturahmi dengan baik, marilah kita pahami terlebih dahulu apa itu silaturahmi. Silaturahmi berasal dari dua kata yang digabungkan, yakni shilah dan rahm. Shilah berarti hubungan atau menghubungkan, sedangkan rahm mempunyai dua makna, yang pertama berarti kelembutan atau kasih sayang, yang kedua bermakna peranakan (rahim) atau kekerabatan yang masih ada pertalian darah (persaudaraan). Dengan demikian, silaturahmi berarti menjalin hubungan kasih sayang; silaturahmi juga bisa berarti menjalin hubungan kekerabatan.
Berangkat dari makna silaturahmi sebagaimana di atas, menjalin silaturahmi berarti menjalin hubungan kasih sayang dengan kerabat maupun dengan orang lain. Dengan demikian, seseorang belum dikatakan bisa menjalin silaturahmi bila dengan orang lain baik, tetapi dengan saudara sendiri malah tidak rukun. Sebaliknya, baik sekali hubungannya dengan saudara, namun tidak baik dengan orang lain, perilaku yang demikian pun belum memenuhi kriteria silaturahmi.
Di samping itu, ada satu hal lagi yang penting untuk kita ketahui, yakni yang dinamakan menjalin silaturahmi adalah menyambung kembali tali silaturahmi yang putus. Mengenai hal ini, marilah kita perhatikan sebuah hadits Nabi Saw. berikut, yakni dari Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
“Orang yang menyambung tali silaturahmi bukanlah orang yang bersilaturahmi kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Akan tetapi, orang yang menyambung silaturahmi adalah orang yang jika tali silaturahminya diputus, ia menyambungnya.” (HR. Bukhari)
Berdasarkan hadits tersebut, kita semakin memahami bahwa yang dinamakan menjalin silaturahmi adalah menyambung kembali tali silaturahmi yang telah putus. Ini sesungguhnya bukan pekerjaan yang mudah. Kecenderungan dari kita adalah hanya bersilaturahmi kepada orang-orang yang sudah terjalin hubungan dengan kita saja. Hal ini tidak salah, bahkan bernilai penting dalam rangka untuk menjaga jalinan silaturahmi. Namun, menyambung kembali tali silaturahmi yang telah putus adalah bagian yang utama dalam amalan yang bernama menjalin silaturahmi ini.
Memperbaiki hubungan dengan menjalin silaturahmi ini juga merupakan perintah Allah Swt. Marilah kita renungkan firman-Nya sebagai berikut:
“…bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu…” (QS. Al-Anfâl [8]: 1)
Oleh karena itu, marilah kita mengamalkan untuk menjalin silaturahmi dengan baik. Sungguh, jangan sampai sekali-kali malah kita memutus hubungan silaturahmi. Balasan yang diberikan kepada orang yang memutuskan hubungan silaturahmi atau kekeluargaan itu berat sekali, yakni tidak akan masuk surga. Mengenai hal ini, marilah kita perhatikan sebuah hadits bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan.” (HR. Muslim)
Ternyata, ancamannya sangat berat bagi orang yang memutuskan hubungan silaturahmi. Bila memang demikian, tak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak menjalin silaturahmi. Toh ketika di dunia pun kita akan mendapatkan dua anugerah penting ketika menjalin silaturahmi, yakni diberi kelapangan rezeki dan dikaruniai umur yang panjang.
Dengan demikian, bagi orang yang ingin menjadi kaya, tidak boleh ada dalam kamus hidupnya untuk membenci orang lain. Bagi orang yang ingin diberi kelimpahan rezeki oleh Allah Swt., tidak boleh ada dalam hatinya untuk mempunyai sifat dengki. Bagi orang yang ingin dipanjangkan umurnya oleh Allah Swt., maka harus menjauhkan diri dari akhlak buruk yang bernama bermusuhan.
Dari Anas bin Malik r.a., disampaikan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
“Janganlah kamu saling membenci, saling mendengki, dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang Muslim mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Muslim)
Dalam hadits di atas, jelas sekali petunjuk yang disampaikan oleh junjungan kita Nabi Muhammad Saw. agar silaturahmi kita dengan orang lain tetap terjalin dengan baik. Maka, mulai hari ini, marilah kita buka pintu rezeki kita dengan senantiasa berbuat baik kepada orang lain. Jangan pernah memberi peluang untuk benci, dengki, apalagi dendam dengan orang lain bila menginginkan hidup bahagia. Dan, segera menjalin silaturahmi apabila hubungan dengan orang lain mengalami gangguan disebabkan oleh suatu hal, atau bahkan telah putus, adalah amalan yang menyebabkan kita diberi kelapangan rezeki dan umur yang panjang oleh Allah Swt.
Semoga kita dapat memelihara dan mengerjakan amalan mulia ini.
Al-Faqîr ilâ Rahmatillâh,
Akhmad Muhaimin Azzet
Semoga ikatan silaturahmi yang putus bisa disambung kembali… 🙂
Yup! Semoga demikian ya, Mas. aamiin….
pererat silaturrahmi, menambah rejeki….. setuju Mas… 😀
Insya Allah memang demikianlah, Mas. Makasih banyak ya…
blogwalking untuk silahturahim..
ohya, silakan…., makasih banyak ya….
Aamiin, Semoga, kita menjadi hamba-hamba Allah yang selalu dapat menjaga tali silaturahmi dengan baik, ya Pak ustad.
Ya, semoga demikian, Bu Afnizar Hasan; Allaahumma aamiin….
meskipun masih di dunia maya ini, tapi semoga silaturahmi ini bisa mendapat ridho dari Allah ya ustadz… 😀
Iya, benar sekali, Mas Mabruri, berhubung belum bisa bersilaturahmi secara langsung, semoga melalui blog ini juga mendapatkan rahmat Allah Ta’ala, aamiin….
Alhamdulillah bertambah lagi ilmu saya setelah berkunjung ke sini 🙂
Alhamdulillah…., makasih banyak ya, Mbak Sya, semoga bermanfaat bagi kita bersama.
Buat khutbah Jum’at cocok ya tad?
hehehe…. bisa juga untuk khutbah jum’at
makasih banyak ya Mas Roni Yusron, telah singgah kemari.
ayo pererat silaturahmi antar blogger..
bisa memperpanjang umur jugaaaa…
😀
iya, sepakaaaat….., ayo pererat silaturahmi antar blogger….
makasih banyak atas silaturahminya ya….
Iya nih pa.Ustad saya baru bisa bersilaturahmi lagi kesini, semoga sehat dan barokah buat mas Azzet dan keluarga 🙂
Alhamdulillah…..
makasih banyak ya, Mas Budi Nurhikmat, atas silaturahminya…
semoga keberkahan juga untuk Mas Budi dan keluarga, aamiin….
lagi-lagi tulisan yang menentramkan hati. terima kasih ustad 🙂
sama-sama, Mbak Dalila, makasih juga atas kunjungannya….
ustadz, yisha bersilaturahmi yaaaaaaaa……… 🙂
Ohya, silakan, Mbak Yisha, monggo…monggo….
makasih banyak ya… atas silaturahminya….
silaturahmi bukan karena kita meyempatkan diri, tpi melaksanakan kewjiban yang disyariatkan oleh Allah…^^
Yup, setuju banget, Mas Fauzi.
saya saja disekolah pada waktu pertama masuk, istirahat, dan ketika akan menunggu masuknya siswa kelas XI saya mesti silaturahmi. saya tahu bahwa orang tidak akan masuk surga kalau memutus tali silaturahmi, sebetulnya larangan putus teman juga harus diingat-ingat. yang penting saya bisa mengisi acaranya dengan penuh bersifat religi.
Benar sekali, menjaga dan menjalin silaturahim itu penting sekali. Terima kasih banyak ya telah singgah kemari.
Ping-balik: Menjalin Silaturahmi « srimulyani78
referensinya mas, biar kalau mau blajar lebih dalam bisa baca buku-bukunya langsung
Referensinya ya sebagaimana sudah saya tulis dalam artikel di atas, yakni al-Qur’an dan hadits; Bukhari dan Muslim. Makasih….
Makasih,saya juga sepakat tentang silaturrahim harus digalakkan
Sama-sama berarti ya, Mas Achmad Mustani. Makasih banyak yaaa.
berat memang memaafkan kesalahan org yg telah menyakiti atau membohongi kita. namun disanalah allah memberikan pahala Nya. klo belum bisa bayar hutang gimana ustadz????
Iya ya, Mas Alimin Soman, berat memang, tapi bila kita terus membangun keimanan ini, insya Allah sesuatu yang sebelumnya berat akan menjadi ringan. Ohya, bila belum bisa bayar utang semestinya kita berusaha agar bisa membayarnya; bila orang yang kita berutang kepadanya telah meninggal dunia, misalnya, maka kita menemui ahli waris atau keluarganya.