Menulis di Koran dan Majalah, lalu Menulis Buku

Beberapa buku yang alhamdulillah sudah terbit.

Entah tepatnya mulai kapan saya sangat menyukai sebuah aktivitas yang bernama menulis. Dahulu semenjak duduk di bangku Tsanawiyah (SLTP) di Jombang, Jawa Timur, hampir setiap akan tidur saya menyempatkan diri menulis di buku diari. Biasanya kegiatan dari bangun tidur sampai malam itu saya tulis. Termasuk harapan, keinginan, atau komentar saya tentang sesuatu yang terjadi.

Kesukaan saya dengan menulis selanjutnya tidak hanya untuk buku diari. Secara otodidak saya belajar juga menulis untuk koran dan majalah. Betapa senangnya, waktu itu saya masih kelas dua Tsanawiyah, puisi yang saya kirimkan ke majalah MPA (Mimbar Pembangunan Agama) dimuat. Majalah tersebut diterbitkan Departemen Agama Kanwil Jawa Timur. Lebih senang lagi, ternyata, ada honornya.

Selanjutnya saya semakin menyukai menulis. Namun, jujur, dimuat atau tidak di media cetak yang saya kirimi, saya memang tetap senang menulis. Ketika kuliah di Jogja, ternyata banyak juga di antara teman-teman yang suka menulis. Bertambahlah semangat saya. Lalu, beberapa tulisan saya, terutama puisi, pernah dimuat di Republika, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Suara Karya, Elka Sabili, Ummi, Annida, Syir’ah, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Bernas, Bakti, Kuntum, Yogya Post, Solo Pos, Suara Merdeka, Wawasan, Surabaya Post, Mimbar Pembangunan Agama (MPA), Lampung Post, Analisa, Medan Pos, Waspada, Pedoman Rakyat, dan beberapa media kalangan terbatas.

Lebih khusus, saya memang menyukai menulis puisi. Beberapa puisi saya masuk dalam antologi puisi Tamansari (Festival Kesenian Yogyakarta, 1998), Embun Tajalli (Aksara Indonesia dan Festival Kesenian Yogyakarta, 2000), Lirik Lereng Merapi (Aksara Indonesia dan Dewan Kesenian Sleman, 2001), Filantropi (Aksara Indonesia dan Festival Kesenian Yogyakarta, 2001), Malam Bulan (LabaLaba dan Masyarakat Sastra Jakarta, 2002), Sajadah Kata (Syaamil, Bandung, 2002), Jogja 5,9 Skala Richter (Bentang Pustaka dan Komunitas Sastra Indonesia, 2006), Antologi Puisi Nusantra; 142 Penyair Menuju Bulan (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2006), dan dalam beberapa cetakan terbatas.

Contoh karya puisi yang dimuat di koran.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya belajar menulis yang tidak hanya dikirim untuk koran atau majalah. Saya ingin belajar menulis buku. Ternyata, tantangannya berbeda. Bila menulis untuk koran atau majalah, saya tidak membutuhkan waktu begitu lama untuk menulisnya, namun ketika menulis buku butuh waktu yang jauh lebih lama. Meski demikian, karena saya menyukai dunia tulis-menulis, pekerjaan ini pun tetap saya nikmati.

Di antara tulisan saya dalam bentuk buku yang sudah terbit adalah Jangan Takut Menikah; Episode Menikmati Cinta (Teras Buku Kita), 7 Cara Agar Rezeki Semakin Bertambah dan Barakah; Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw. (Diva Press), Story of Dajjal; Membongkar Ramalan Akhir Zaman (Starbooks), Mutiara Hikmah Pembangun Jiwa (Darul Hikmah), Selamat Datang Anakku Tercinta; Panduan Menyambut Kelahiran Bagi Keluarga Muslim (Darul Hikmah), Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak (Katahati), Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak (Katahati), Dahsyatnya Ramadhan; Panduan Meraih Keutamaan di Bulan Suci—ditulis bersama Aziz Safa (Darul Hikmah), Amalan dan Doa Menjadi Kaya (Starbooks), Tuntunan Shalat Fardhu dan Sunnah (Darul Hikmah), Hikmah Utama Hidup Mulia (Darul Hikmah), Nikah Sekarang? Siapa Takut! (Diva Press), Modal Jitu Jadi Kaya (Javalitera), Buku Pintar Mengatasi Anak Nakal (Katahati), Menjadi Guru Favorit (Ar-Ruzz Media), Pendidikan yang Membebaskan (Ar-Ruzz Media), Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Ar-Ruzz Media), Pedoman Praktis Shalat Wajib dan Sunnah (Javalitera), Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia (Ar-Ruzz Media), 7 Cara Agar Rezeki Semakin Bertambah dan Diberkati (Al-Hidayah Publisher, Malaysia), Kahwin Sekarang? Siapa Takut! (Al-Hidayah Publisher, Malaysia), dan Doa & Dzikir Sehari-Hari Sepanjang Masa Berdasarkan al-Qur’an dan Hadits (Sinar Kejora).

Demikianlah. Hingga kini saya masih tetap senang menulis. Termasuk belajar menulis di blog semacam ini. Semoga berbagi pengalaman tentang menulis ini berguna bagi pembaca, setidaknya berbagi semangat dan kesenangan dalam terus-menerus menulis.

Salam Senang Menulis,
Akhmad Muhaimin Azzet

29 Komentar

Filed under Perjalanan

29 responses to “Menulis di Koran dan Majalah, lalu Menulis Buku

  1. Wah, banyak juga ya tulisannya yang sudah menjadi buku. Selamat Mas Azzet 🙂

  2. GMC

    Keren bro…
    lanjutkan
    mampir bro

  3. Evi

    Wow ternyata jam terbangnya sudah amat tinggi dalam tulis menulis Pak Azzet..Pantas deret judul bukunya yang sudah terbit tampak panjang. Selamat ya Pak 🙂

  4. Hebat Pak Ustadz ya?
    masuk koran. . .

    Tapi memang tulisannya pak ustadz bagus banget dan layak sekali masuk media. . .
    Idah masih belajar menulis. .. 🙂

  5. Karya yang fantastis Kang Azzet, berlisan dengan pena sebagai ladang dakwah…
    😀

  6. tampaknya saya perlu meniru produktifitas mas azzet nih, soalnya hingga kini belum berani kirim tulisan ke koran.. hiks hiks hiks

  7. afnizar hasan

    ternyata, menulis itu, sulit juga ya pak….?

  8. Subhanallah…
    Rasanya untuk menulis di koran dan majalah, perlu keberanian lebih dibandingkan menulis di blog ya, Pak. Apalagi untuk menulis buku… hmmm…

    • Subhanallah walhamdulillah…
      Bila saya membaca tulisan para sahabat di blog, sungguh banyak sekali yang layak untuk bisa juga muncul di koran dan majalah, atau buku bila dikumpulkan menjadi satu tema.

  9. wah,,, banyak karyanya….
    sukses selalu ya Pak Ustadz….

  10. agen trica jus medan

    sukses ..

    visit us !

  11. ruqayyah

    great.. sy juga bermimpi dan ingin memulai suka nulis

  12. saya suka sekali dengan kegiatan yang satu ini ,,menulis…

Tinggalkan Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s