Guru yang dicintai oleh murid-muridnya adalah yang bisa memahami kebutuhan anak didiknya dengan baik. Guru yang demikian biasanya senantiasa mengedepankan dialog atau keterbukaan. Dalam hal ini, ia berusaha untuk bisa mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan anak didiknya berikut alasan atau sebab-sebabnya. Dengan demikian, ia bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan anak didiknya.
Sebaliknya, guru yang tidak bisa memahami kebutuhan anak didiknya biasanya bersikap kaku dan tak mengenal kompromi. Ia merasa sebagai orang paling dewasa dari seluruh anak didiknya dan oleh karenanya harus selalu diikuti keinginan, pendapat, dan perintahnya. Guru yang semacam ini akan cenderung menjadi otoriter dan sudah barang tentu tidak disenangi oleh anak didiknya. Sebab, sudah menjadi sifat dasar setiap manusia akan merasa senang jika didengar dan dipahami kebutuhannya.
Dalam proses belajar mengajar memang sudah ada kurikulum yang menjadi panduan seorang guru dalam memberikan materi. Mengenai kurikulum dan materi pelajaran ini memang sudah seharusnya menjadi panduan yang mesti diikuti. Akan tetapi, dalam pelaksanaan yang berkaitan dengan komunikasi dan cara seorang guru menyampaikan materi pelajaran sangat dibutuhkan kemampuannya memahami anak didik secara langsung. Di sinilah dibutuhkan seorang guru yang mempunyai perhatian kepada anak didiknya bahwa mereka juga anak manusia yang mempunyai perasaan yang butuh dipahami. Bila hal ini dilakukan dengan baik, maka seorang guru akan dicintai oleh murid-muridnya.
Salam Pendidikan Indonesia,
Akhmad Muhaimin Azzet
luar biasanya jika semua sosok guru di negeri ini bisa memahami kebutuhan anak didiknya, dan bukannya mendahulukan kepentingan pribadinya ya:)
Benar sekali, Mbak Ririe, bila demikian tentu anak-anak akan semakin senang belajar dan lebih mudah dalam meraih cita-citanya.
memanggil nama
siswa tanpa melihat daftar nama siswa adalah awal membuka komunikasi
Yup, setuju banget. Apalagi seorang guru yang tidak mau menghafal nama anak didiknya dan kalau memanggil dengan sapaan, “Hai, sini.., siapa kamu?” Begitu terus sering diulang. Bila sudah begini, jangan harap seorang guru bisa dekat dengan para muridnya.
namun sekarang jarang sekali guru memulai dengan mengabsen siswanya pinginnya langsung ke materi saja.
semoga pendidikan di negeri ini makin cerah baik bagi anak didik terlebih juga bagi pendidik.
dimana anak didik adalah sebenarnya masa depan bangsa dan negara ini
salam
Allaahumma aamiin….
Betapa penting pendidikan ini ya, Bund. Masa depan bangsa ini sangat tergantung dari berhasil atau gagalnya pendidikan kita.
Calon ibu yang baik..
maka anak-anak pun senang ya Sob….
Tugas berat seorang guru titad hanya menyampaikan materi pelajaran akan tetapi juga bagaimana seorang guru mampu memberi perhatian dan mampu berkomunikasi dengan anak didiknya
Betul sekali, Pak, sangat setuju. Sebab, bila hanya menyampaikan materi, maka anak-anak yang sudah bisa membacanya pun bisa belajar sendiri. Maka, seorang guru dibutuhkan bisa menyampaikan materi dengan lebih baik dan pendampingan yang penuh perhatian.
Terima kasih pak ustadz, saya sbagai salah satu tenaga pendidik menambah pengetahuan dng tulisan Bapak 🙂
Sama-sama, Pak Wahyudi, semoga bermanfaat bagi kita bersama.
yups benar sekali pak ustadz … dengan tahu kebutuhan anak didik, apa yang kita berikan akan tepat sasaran dan menjadi lebih efektif… tidak ada lagi istilah salah didik 😛
Iya, Mbak Mila, bila pendidikan telah berjalan dengan efektif, insya Allah tujuan dari pendidikan juga akan tercapai. Makasih banyak ya, Mbak.
Pribadi anak-anak memang memerlukan pendekatan yang unik dan kreatifitas untuk mengarahkannya.
Benar sekali, Kang, sepakat. Dan, ini merupakan keasyikan tersendiri bila kita mencintai dunia pendidikan anak-anak.
ini juga sangat bermanfaat buat saya sebagai seorang ibu..
terimakasih pa.
jazakallahu khairan katsiraa..
Iya Mbak, di samping bagi guru, juga semoga bermanfaat bagi orangtua. Makasih banyak ya, Mbak, atas kunjungan dan doanya. Aamiin…
sekolah saya kebalik malah pak.. anak didiknya yang harus memahami guru u.u
Waduuh…, begitu ya….
Ping-balik: SiDara Lesehan Maharani | Langkah Baruku
Ping-balik: Lesehan Maharani, Yogyakarta | Langkah Baruku