Tidak Menjaga Jarak dengan Anak Didik

ustadz azzet bersama santriGuru yang dicintai oleh anak didik adalah guru yang tidak menjaga jarak dengan mereka. Tidak menjaga jarak yang dimaksudkan di sini adalah sengaja mendekatkan diri dengan anak didiknya untuk membangun keakraban. Sebab, tidak sedikit guru yang dengan alasan menjaga wibawa maka tidak mau dekat-dekat dengan anak didiknya. Atau, kalau dalam istilah sekarang, guru yang “jaim” (jaga image).

Meskipun tidak menjaga jarak adalah hal penting agar seorang guru dicintai murid-muridnya, bukan berarti seorang guru bergaul seakan tanpa batas dengan murid-muridnya. Misalnya, bergurau bersama dengan murid-murid sampai kelewat batas norma dan nilai yang berlaku, berdekatan secara fisik dengan anak didik yang berbeda jenis kelamin, atau saking dekatnya sehingga apa saja diceritakan kepada murid-murid, termasuk hal-hal yang semestinya adalah privasi.

Tidak menjaga jarak dengan anak didik bukan berarti seorang guru tidak profesional lagi dalam proses belajar mengajar. Dalam urusan yang satu ini, guru memang harus tetap tampil sebagai seorang yang mengelola proses belajar mengajar bersama murid-muridnya. Meskipun pengelola dalam proses belajar di kelas atau bahkan di luar kelas, seorang guru yang dicintai anak didiknya biasanya tetap bersahaja, tidak angkuh, atau merasa paling pintar sendiri. Ia mempunyai kepribadian yang terbuka, bisa menerima saran, atau bahkan kritik. Seorang guru yang demikian biasanya pula tidak pelit untuk mengucapkan mohon maaf dan terima kasih kepada anak didiknya.

Salam Pendidikan Indonesia,
Akhmad Muhaimin Azzet

31 Komentar

Filed under Pendidikan

31 responses to “Tidak Menjaga Jarak dengan Anak Didik

  1. Nice post
    Teruskan dalam memberi artikel yang bermanfaat
    Maju terus
    Pantang mundur

  2. Setuju banget pak, dulu waktu di sekolah kbnykan murid suka sma guru yg dkt dg murid2, jadi proses bljr mengajar pun brjln lncar. beda dg guru killer yg gak mau tau, ank2 jdi sering bolos krna gak suka sma gurunya

  3. Evi

    Guru jaim biasanya juga tak disukai anak-anak Pak. Menjaga wibawa tak harus dengan muka streng, galak atau menjaga jarak..Sebuah perangai yang tercerahkan, tahu alur dan patut, mencintai anak-anak sepenuh hati, wibawa mereka tumbuh dengan sendirinya..

  4. Seperti Halnya Rasulullah SAW yang begitu dekat dengan sahabat sahabatnya. 😀

    Semangat selaluuuu 😀

  5. nabils29

    Guru yang dekat dengan murid akan membuat muridnya lebih semangat belajar, lain sama guru yang menjaga jarak.. muridnya nanti malu bertanya.. -_- saya sendiri sbg murid suka guru yang dekat dg murid 🙂

    • Iya, Mbak Nabils, sebagai murid akan senang karena belajar rasanya lebih nyaman, demikian pula dengan sang guru, akan lebih mudah menyampaikan sesuatu kepada muridnya. Makasih banyak ya… 🙂

  6. Bapak memang guru yg patut diteladani
    Salam pendidikan 🙂

  7. sebenarnya bukan hanya masalah guru denagn muridnya.
    tetapi semuanya.
    tentang pemimpin dan anak buahnya juga harus tidak ada jarak..

  8. Apalagi yang hidup berasrama sama anak didiknya pasti lebih terasa gimaaa gitu… 🙂

  9. Saya rasa dekat dengan murid dengan tidak menjaga jarak tak akan mengurangi kewibawaan dan kehormatan kita. Justru mereka akan bertambah sayang dan semakin dekat.

  10. jadi, ustadz bisa?

  11. Kalau saya,saya yg menjauh dri guru”

  12. salah satu cara agar dekat dengan murid adalah menjabat tangan siswa di depan gerbang sekloh. ini akan melancarkan proses belajar mengajar, jiga anak melenceng kita tegur gak sakit hati krn jembatan hati sdh kita bangun.

  13. Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Amazzet…

    Lama sekali kita tidak bersilaturahmi, ternyata isian blognya semakin menginspirasikan. Semoga diberkati Allah swt. Mudahan kehadiran ini akan berlanjut lagi untuk berkongsi ilmu bermanfaat. Aamiin.

    SELAMAT HARI IBU untuk semua anak-anak dan ibu-ibu di Indonesia yang meraikan HARI IBU pada hari ini. Sebagai menghargai ibu yang dicintai, saya menghadiahkan 2 AWARD HARI IBU untuk dijadikan kenangan dari Malaysia.

    Silakan kutip award-award tersebut di sini:

    http://webctfatimah.wordpress.com/2012/12/22/ct143-22-disember-2012-selamat-hari-ibu-untuk-sahabatku-ibu-ibu-di-indonesia/

    Salam mesra dan sukses selalu dari Sarikei, Sarawak.

    • Wa’alaikumusalam wr.wb.
      Iya, Mbak, sudah lama sekali rasanya tak sua dalam blog ini. Alhamdulillah…, Allah masih kasih kita kesempatan menjalin silaturahim. Makasih banyak ya, Mbak Fatimah atas kunjungan dan doanya.

      Ohya, selamat hari Ibu juga. Semoga cinta kita kepada Ibu semakin meningkat. Da, terima kasih banyak atas ucapan dan awardnya. Seusai ini langsung meluncur ke lokasi.

      Salam hangat dari Jogja.

  14. sangat setuju paakkk…
    semoga banyak guru2 di indonesia yang baca tulisan bapak.. 🙂

    kunjung balik yee.. 🙂

  15. Suka artikel ini Pak,,,, apalagi bagian “bukan berarti seorang guru bergaul seakan tanpa batas dengan murid-muridnya” guru: digugu dan ditiru,, baik ramahnya, baiknya, bijaknya, dan ilmunya…

    Nice posting Pak,,,

Tinggalkan Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s