Di beberapa postingan sebelumnya, saya sudah pernah membahas anak memberontak ini. Kali ini izinkan membahasnya oleh sebab yang lainnya, yakni anak merasa mendapatkan tugas yang banyak.
Tugas yang diterima si anak dan harus dipenuhi atau dilaksanakan bisa jadi datang dari orangtua atau sering kali datang dari sekolah. Tugas ini bisa menjadi hal yang menyenangkan bagi anak. Namun, tugas tidak jarang juga menjadi sesuatu yang sama sekali tidak menyenangkan hati sang anak. Hal ini terjadi apabila tugas yang diterima anak dirasakannya terlalu banyak sehingga menjadi beban dalam hidupnya. Apalagi jika tugas yang sudah dianggapnya sebagai beban itu tidak dapat dipenuhi oleh anak maka kecenderungan yang terjadi adalah anak menunjukkan sikap memberontak.
Dalam mengatasi masalah ini hendaknya orangtua mengurangi tugas yang diberikannya kepada anaknya. Apabila tugas itu datangnya dari sekolah, orangtua hendaknya memberikan empati kepada anaknya dengan cara mendampingi anaknya dalam menyelesaikan tugasnya. Penting sekali dalam hal ini orangtua juga membangun kesadaran dalam diri anak tentang pentingnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Demikian postingan pendek ini semoga bermanfaat.
Salam keluarga bahagia,
Akhmad Muhaimin Azzet
Hmm,,.. mkanya anak kadang mengganggap orang tua tidak mengerti mereka krn orang tua tidak mau tau bahwa anak terbebani dengan tugas2 tsb
Nah…, hal ini seperti ini yang perlu diperhatikan ya, Mbak.
Makasih ya, Mbak, telah singgahkemari.
Krna pengalam dulu pak 😀
sama2 pak
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Amazzet…
Menghadapi situasi anak sebegini, harus memerlukan sikap sabar yang tinggi. Tidak dinafikan ada anak-anak yang tidak memberontak walaupun ada kerjaan yang banyak sedang menguliti mereka baik kerja sekolah mahupun kerja di rumah. Subhanallah, sangat sukar kita mendapat anak seperti ini, yang faham akan kepayahan orang tuanya.
Yang banyak adalah anak yang suka memberontak bila disuruh membuat sesuatu walaupun sedikit. Tanpa mereka sedari, mereka juga sudah melukai hati orang tuanya. Terkadang hendak membuat sesuatu kerjaan harus ada upahnya. Masya Allah.
Oleh itu, Ibu bapa harus banyak bersabar menangangi anak sebegini. Latih mereka melakukan sesuatu tugas kerana Allah dan bersabar bila diberi amanah. Insya Allah, anak yang selalu dididik dengan ilmu agam, pasti redha dan tidak memberontak.
Salam mesra selalu dari Sarikei, Sarawak. 😀
Wa’alaikumusalam wr.wb.
Benar sekali, Mbak Fatimah, memang dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi anak-anak dan ilmu yang cukup dalam mendampinginya. Namun, bila itu semua dilakukan dengan senang hati, insya Allah yang terasa berat akan jadi lebi ringan, bahkan menyenangkan.
Terima kasih banyak ya, Mbak, atas tambahan ilmunya. Dan, salam hangat persaudaraan dari Jogja.
wah saya blom menikah jadi blom ngerti rasanya jadi orang tua 🙂
btw bapak orang Jombang ya? salam dari putra Jombang asli 🙂
Meski belum menikah, semoga nanti bermanfaat ya, Mas.
Wah, asli arek nJombang neh. Salam ya…. 🙂
Benar pak, kita sebagai orang tua memang harus memberi pengertian kalau tugas itu harus diselesaikan dengan baik, walau mungkin sianak agak memberontak tapi kalau memang sudah tugas tetap juga harus dikerjakan walau mungkin jangan sampai terlalu dipaksa malah jadi stress.
Sepakat, Bu Afnizar Hasan. Di sinilah penting bagi kita agar bisa memberikan yang baik kepada anak-anak kita. Lebih bagus lagi bila orangtua bisa menjadi sahabat bagi anak-anaknya.
kalau anak2 memberontak biasanya karena “stress” banyak tugas pak #pengalaman pribadi
Benar sekali. Pengalaman telah membuktikan ya, Mas.
tugas yang berlebihan kadang menjadi beban bagi anak, sehingga kdg si anak memberontak..
setuju pak dengan kalimat “Apabila tugas itu datangnya dari sekolah, orangtua hendaknya memberikan empati kepada anaknya dengan cara mendampingi anaknya dalam menyelesaikan tugasnya”, ketika didampingi bapak saat belajar saya jd lebih semangat pak, karena ada yang membetulkan kekeliruan2 baik secara teknis (pelajaran) dan cara belajarku sendiri.. mendampingi anak dapat menimbulkan terpacunya semangat belajar… salah satunya saat belajar untuk siap lebih dini menghadapi unas.. 🙂
Iya, Mbak Nabils, makasih banyak ya….
Semoga hal ini menjadi perhatian kita bersama.
Sukses ya belajarnya…, aamiin….
Mungkin anak punya caranya sendiri.
Benar sekali, dan yang demikian hendaknya dipahami oleh setiap orangtua. Makasih banyak ya…
iyya adik saya pernah mengeluh karena tugas sekolah dan les kumon yang seabrek alhasil sekarang berhenti gak pake les kumon 🙂
Tugas sekolah dan les yang seabrek bisa membuat anak menjadi lelah. Di sinilah orangtua dituntut untuk pandai dalam mengelola perkembangan jiwa anaknya.
yg jelas be a good parent aja ya mas 😀
Semoga demikian ya, Mbak 🙂
Membaca artikel pendek diatas, Ane hanya bisa komentar seperti saat permainan paintball yang bisa digelar sebulan, sekali…Very Nice, mengajak Ane kembali introspeksi, membuat Ane ingat bahwa anak hidup di zaman yang berbeda dengan saat Ane dibesarkan dahulu… .
Terima kasih pak ustadz… .
Sam-sama, Mas Johar Manik. Saya juga terima kasih atas kunjungan dan tambahan ilmunya dalam komentar singkat di atas.
hadapilah anak dengan bijak..sesuai dengan usianya,
dan pada usia masih sekolahan..jiwa anak lebih cenderung bermain-main..maka sikapilah hal itu dengan rasa sayang terhadap anaknya…ajaklah mengerjakan segala sesuatu seolah-olah itu adalah permainan…salam 🙂
Alhamdulillah…., benar sekali itu, Pak Hariyanto. Terima kasih banyak nggih. Sungguh, itu bermanfaat bagi saya dan insya Allah pembaca yang lain.
Gampang2 susah ya mendidik anak? harus benar2 mengerti bagaimana sifat anak. mungkin kedekatan oratu sama anak itu memnajdi modal awal dalam lengkah mendidik anak?
Iya, Mas, gampang-gampang susah. Namun, bila semua itu dilakukan dengan senang hati, insya Allah akan menjadi lebih mudah. Ohya, benar sekali, betapa penting kedekatan orangtua dengan anaknya.
wufff … lumayan berat beban mental jadi ortu yah 🙂 … mengatur emosi ketika kita sendiri punya beban masalah di dalam pikiran. sanggup engga yah saya nanti …
Bila itu dilakukan dengan senang hati untuk mendampingi tumbuh kembang anak-anak tercinta, insya Allah yang berat akan terasa lebih mudah 🙂
#Tips untuk saya 2 atau 3 tahun lagi#
Terima kasih Pak Ustadz..
# Begitu ya, Mbak Fi #
Sama-sama, makasih juga telah singgah kemari ya…