Guru yang Bisa Jadi Orangtua Kedua

Bersama santri Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Al-MuhtadinMenjadi guru tentu menyenangkan. Apalagi yang berhasil bersama-sama anak-anak didiknya dalam meraih tujuan pendidikan yang telah direncanakan. Guru yang demikian  dituntut untuk menjadi pribadi yang dicintai oleh anak didiknya. Sebab, dengan adanya rasa cinta dari anak didiknya, mereka akan bersemangat dalam belajar.

Guru yang dicintai oleh anak didiknya adalah ia yang bisa berperan sebagai orangtua kedua bagi mereka ketika berada di sekolah. Anak didik adalah pribadi yang sesungguhnya masih membutuhkan kasih sayang dan teladan yang baik dalam masa perkembangan jiwanya. Di sinilah mereka sangat membutuhkannya dari kedua orangtuanya dalam kehidupan sehari-harinya ketika berada di rumah. Selain di rumah, lingkungan kedua bagi anak didik adalah berada di sekolah, di sinilah anak didik juga membutuhkan orang yang bisa memberikan kasih sayang dan teladan yang baik, yakni dari gurunya.

Ketika berada di rumah, ada anak didik yang merasakan kenyamanan dalam asuhan orangtuanya. Meskipun demikian, anak didik tetap membutuhkan figur yang bisa menjadi orangtuanya ketika berada di sekolah. Figur sebagai orangtua yang kedua itu diharapkan ada pada guru-gurunya. Di samping itu, ada juga anak didik yang tidak mendapatkan kenyamanan dari kedua orangtuanya ketika berada di rumah. Sungguh, anak didik yang tidak mendapatkan kenyamanan dari orangtua ketika di rumah ini juga sangat membutuhkan figur pengganti orangtuanya ketika berada di sekolah. Maka, guru yang bisa berperan sebagai orangtua kedua bagi anak didiknya, sudah tentu akan dicintai oleh mereka.

Namun, sayang sekali, harapan dari anak didik untuk menemukan figur orangtua kedua ketika berada di sekolah tidak selalu bisa diperoleh dari guru-gurunya. Tidak semua guru bisa melakukan peran ini dengan baik. Oleh karena itu, ketika seseorang telah memproklamasikan diri untuk memilih profesi sebagai seorang guru, maka semestinya dibarengi juga dengan kesadaran bahwa akan siap dan bisa menjadi orangtua kedua bagi anak didiknya. Kesadaran ini penting sekali agar secara psikologis seorang guru mempunyai ikatan batin yang kuat dengan anak didiknya. Sungguh, hanya dengan ikatan batin yang kuat seorang guru bisa menjadi orangtua yang kedua bagi anak didiknya.

Salam Pendidikan Indonesia,
Akhmad Muhaimin Azzet

27 Komentar

Filed under Pendidikan

27 responses to “Guru yang Bisa Jadi Orangtua Kedua

  1. pa kabar pak?? semoga sehat sehat salalu bersama keluarga…
    bener banget pak setuju…menjalani profesi guru menurut saya adalah pengabdian jadi harus bisa memberikan contoh dan tauladan yang baik, berat juga konsekuensinya yah pak…tapi kalo kita bisa memberikan tauladan dan ilmu yang berguna insyallah pahalanya mengalir terus …betul begitu kan pak??? sesungguhnya ini cita cita terpendam saya…jadi guru..sempat menikmatinya dulu 2 tahun..

    • Alhamdulillah, Mbak, kabar baik. Semoga demikian panjenengan bersama keluarga.

      Bener sekali, bila semua itu dilakukan dengan rasa senang di hati dan tanggung jawab, tentu menjadi guru adalah hal yang sangat membahagiakan. Bila tidak menjadi guru secara formal di sekolah, tentu bisa menjadi guru di masjid, PAUD, atau guru bagi anak-anak kita di rumah ya, Mbak 🙂

  2. walankergea

    selain ilmu, yang ga kalah penting adalah cinta ya pak. ada suatu penelitian di beberapa kampus tentang figur guru favorit. Ternyata guru yang disenangi murid bukanlah guru yang pintar, melainkan guru atau pengajar yang memiliki kecakapan pribadi yang menonjol. Rasa sayang, welas asih, kepedulian, murah hati dan kesudian mendengar ternyata lebih banyak dicari murid drpd yg ilmu. Ya tentu saja ilmu dr guru juga penting. kalau ilmu dan pendekatan personal bisa dikombinasikan, tentu markotop! guru kreatif dan penyayang tentu bs menghasilkan anak2 yg hebat, yg peduli sesama…
    Terima kasih sudah diingatkan, Mas.

    • Benar sekali, Mas, ilmu memang penting, dan akan menjadi markotop bila dikombinasikan dengan kemampuan yang baik dalam pendekatan personal. Sama-sama, Mas, makasih banyak atas kunjungan dan apresiasinya.

  3. sepakat sekali dengan yang pak Ustadz uraikan. Sudah seharusnyalah seorang guru itu dapat menjadi orang tua kedua bagi anak didiknya. Yang turut berperan besar dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang amanah, cerdas dan berpekerti luhur.

    Salam hangat dari Bandung Pak. 🙂

  4. Evi

    PAk Azzet, kelas 4 SD saya punya guru yg masih teringat sampai sekarang. DIa begitu berkesan. BAiknya seperti ibu saya . Sayang aja guru seperti itu langka. Jadi cuma kelas 4 SD saya menemuinya 🙂

  5. Kalau pengalaman saya sekolah dulu, kenapa guru banyak yang menyebalkan ?

  6. wagiran

    dengan adanya pengetahuan tentang bimbingan sangat membantu orang tua dalam pemecahaan masalah yang dihadapi khususnya masalah pendidikan

    Salam hangat dari kediri

  7. Saya selalu merasa dekat dengan murid-muridku, tapi saya posisikan diri bukan layaknya orang tua, melainkan teman mereka. 🙂

  8. Guru yang dekat dengan murid…memang akan selalu dikenang…

  9. Dewi Anggraini

    assalamualaikum..
    terimakasih banyak atas tulisannya, semoga bermanfaat untuk kita smua yang membacanya, dan menambah pengetahuan kita semua, sekilahnya bisa saling silaturahmi, silahkan kunjung ke blog saya. terimakasih

  10. Assalaamu’alaikum…

    Indah menyenangi banyak tulisan saudara Ahmad di blog ini. Banyak menghasilkan inspirasi dan bermanfaat. Memang layak menjadi guru nih. 😀

    Sungguh bertuah mendapat guru yang bisa berperanan sebagai orang tua dan sahabat. Hakikatnya jarang kita temui. Rata-rata guru bersifat berat sebelah dan memilih.

    • Wa’alaikumusalam wr.wb.
      Terima kasih banyak ya, Mbak Indah, lama sekali ya kita tak bersua dalam blog. Ohya, meski tidak banyak guru sebagaimana yang Mbak Indah sampaikan, tentu para guru yang sedikit itu semoga bisa menginspirasi para guru yang lain. Aamiin….

  11. Munawar Salagau

    wah.. tulisan anda sangat baik dan menambah pengetahuan dan informasi untuk saya, semoga bermanfaat bagi para pembaca yang lainnya dan menambah wawasan. salam dari saya, terimakasih yah

  12. kayaknya semua guru di Indonesia harus baca ini deh.. Alhamdulillahnya di sekolah, saya mendapatkan sosok orangtua kedua, pak. terus kalau misalnya gagal mendapatkan sosol seperti itu biar semangat belajar sama gurunya harus bagaimana ya pak? :O

    • Terima kasih banyak ya, Mbak Ruri. Aamiin…
      Bagaimana bila tidak mendapatkan sosok guru yang demikian? Bagi murid yang masih TK atau SD kelas awal tentu tidak mudah. Namun, bagi murid yang sudah mulai bisa berpikir lebih luas, tentu membangun motivasi tentang pentingnya belajar dari dalam diri sendiri perlu dibangkitkan.

  13. Ely Meyer

    Senang sekali pak lihat foto di atas mengingatkan saya saat dulu masih mengajar di rumah, beberapa ada juga yang suka curhat,

Tinggalkan Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s