Seorang Muslim yang sedang berhadas besar tidak sah bila mengerjakan ibadah, seperti shalat, thawaf, membawa dan membaca al-Qur’an, atau iktikaf di dalam masjid. Ia wajib bersuci terlebih dahulu. Cara bersuci dari hadas besar adalah dengan mandi.
a. Sebab atau Alasan yang Mewajibkan Mandi
Hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi berhadas besar sehingga wajib mandi agar kembali menjadi suci adalah sebagai berikut:
- Bersetubuh atau bertemunya dua khitan antara laki-laki dan perempuan (meskipun tidak keluar air mani).
- Keluarnya air mani (disebabkan bersetubuh atau sebab lain).
- Meninggal dunia (yang bukan mati syahid); sudah barang tentu pengertian mandi di sini adalah dimandikan.
- Selesai haid atau menstruasi.
- Setelah melahirkan.
- Selesai nifas (berhenti darahnya setelah melahirkan).
b. Fardhu dalam Mandi
Ketika seseorang akan melakukan mandi wajib maka harus memerhatikan hal-hal yang hukumnya fardhu atau yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar. Niat ini adanya di dalam hati, namun untuk menguatkannya maka lisan dapat mengucapkan niat sebagai berikut:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ فَرْضًا لِلّهِ تَعَالىَ
Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari fardhal lillâhi ta’âlâ.
Artinya:
“Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta’ala.”
2. Membasuh seluruh tubuh dengan air yang suci sampai rata, yakni dari kepala (termasuk seluruh rambut) sampai dengan ujung kaki.
3. Menghilangkan najis apabila ada yang melekat di badan.
c. Sunnah dalam Mandi
Sedangkan yang hukumnya sunnah ketika mandi untuk menghilangkan hadas besar adalah sebagai berikut:
- Mendahulukan untuk membasuh kotoran atau najis yang menempel di badan.
- Berwudhu sebelum mandi.
- Menghadap ke arah kiblat.
- Membaca basmalah (bismillâhir-rahmânir-rahîm) ketika akan memulai mandi.
- Mendahulukan anggota atau bagian badan yang sebelah kanan baru kemudian yang sebelah kiri.
- Membasuh badan sampai tiga (3) kali.
- Menggosok-gosok seluruh tubuh dengan tangan.
- Sambung-menyambung (muwalat) dalam membasuh anggota badan.
Demikian tulisan tentang bersuci dari hadas besar ini semoga bermanfaat buat pembaca tercinta.
Ini pasti bermanfaat Pak Ustadz……
Semoga ya, Mas, hal yang mendasar neh dalam bersuci…
kan semua butuh Pondasi kan Pak….
dan ini pondasi amalan lain 🙂
Terimakasih untuk selalu mengingatkan akan hal2 seperti ini.
Salam dari jauh,
Sama-sama, Pak, makasih juga telah berkunjung ya…
Salam hangat dari Jogja.
Ilmu yang kelihatannya sepele dan dalilnya kurang dihapal, namun kalau tiba waktunya buat melaksanakan kadang bingung gimana yang bener 😀
Makasih pak, cuma bingung saja pada bagian “Berwudhu sebelum mandi.” Kalau sebelum berarti masih terkena najis, lalu kenapa wudhu kalau sudah akan mandi?
Sama-sama, Mas Tiyo Kamtiyono, makasih juga atas kunjungannya ya…
Soal wudhu dulu sebelum mandi ini hukumnya sunnah. Jadi, jika tidak dilakukan juga tidak apa, namun sebaiknya dilakukan. Mengenai hikmahnya, di antara ulama menyampaikan untuk menyegarkan badan dan untuk mengembalikan tenaga atau ibaratnya sebagai pembuka sebelum badan terguyur air secara keseluruhan.
Owh, begitu ya pak, biar seger dan ga balik males – malesan lagi. Makasih pak buat penjelasannya 🙂
Kadang orang tua lupa mengajari amandi wajib nak laki2nya pada saat dia awal baligh. Alasannya orang tua tidak tau kapan anak laki2nya mengalami mimpi basah pertamanya.
Padahal ini sangat penting. Jadi orang tua harus mencari cara untuk memberitahukan kewajiban ini kepada anak laki2nya agar ditunaikan kewajiban mandi ini.
saya juga tau mandi wajib bukan dari orangtua, tapi dari guru. hehe..
postingan bermanfaat 😀
salam
Benar sekali, Bu Niken, hal seperti ini harus diperhatikan oleh setiap orangtua. Dan, betul sekali, orangtua juga harus pandai mencari cara untuk menyampaikan hal ini. Makasih banyak ya, Bu.
Sama-sama, Mas Aritunsa, hehe… 🙂
Kata orang minanglancar kaji karena i ulang. Terima kasih karena menyegarkankembali ingatan saya Pak:)
Ooo, begitu ya, Bu Evi, katanya. Makasih juga telah singgah nggih….
Diantara penyebab mandi besar, perempuan kecipratan semua ya, Pak. 🙂
Hehehe…, iya ya, Mbak 🙂
bapak dapet award nih dari saya. cek http://rurikakaka.wordpress.com/2013/02/09/very-inspiring-blogger-award/ untuk keterangan lebih lanjut 🙂
Waaah…, makasih banyak ya, Mbak Ruri, langsung meluncur deh….
waktu kelas 2 anak sy belajar materi ini di sekolah.. terima kasih sudah diingatkan kembali 🙂
Iya, Mbak Myra, ini memang materi dasar, hehe… Sama-sama. Makasih banyak ya telah singgah kemari 🙂
Sedikit manambahkan, yang juga perlu diperhatikan saat membasuh seluruh badan terkadang ada beberapa lipatan2 anggota tubuh dan lobang2 seperti ketiak, lutut, cuping telinga, lobang hidung, lobang pusar. Jangan sampai terlewat.
*CMIIW
Alhamdulillah…, makasih banyak ya, Mas Afan, atas tambahannya yang penting tersebut.
artikel yang bermanfaat tadz.. terimakasih..
Semoga demikian ya, Mas Yos Beda, dan makasih banyak telah singgah kemari.
Insya Allah informasi seperti ini berguna, agar hidup kita sesuai dengan tuntunan Islam 🙂
Alhamdulillah…, semoga demikian ya, Mas Ditter. Allaahumma aamiin…
Kalo mimpi basah kan tidak membatalkan puasa Pak ustad! tapi apa perlu mandi juga??
Perlu dicantumin juga kalo misalnya selama hadast besar ada anggota tubuh yang rontok,(misalnya rambut). Maka rambutnya juga perlu dimandikan biar nantinya nggak jadi api amaterasu saat di akhirat nanti.
Mas Rifai yang baik, mimpi basah tidak membatalkan puasa itu karena mimpi adalah perbuatan yang tidak sengaja atau di luar kesadaran. Dan mimpi basah sudah tentu harus mandi karena terjadi keluarnya sperma. Sedangkan soal rambut yang rontok harus dimandikan di kalangan ulama terjadi perbedaan pendapat.
Syukran udah mengingatkan, Pak Ustadz..
Mau nanya, Pak..
Kan naskah saya udah diterima Diva Press, belum terbit. Saya ada naskah lain yang mau dilamarkan ke Diva juga, itu bisa ga Pak, ya?
Sama-sama, Mbak Fi, makasih juga telah singgah kemari.
Selamat ya, Mbak, atas sudah diterima naskahnya di Diva. Berarti tinggal nunggu terbit neh. Semoga lancar ya, Mbak. Soal ngirim lagi naskah baru apakah bisa atau tidak? Setahu saya tidak masalah kok, Mbak.
Hehe iya, terima kasih, Pak Ustaz..
mohon pencerahannya pak ustad, saya pernah mendengar saat ramadan mandi wajib bisa dilakukan sesudah imsak sebelum subuh habis. Apa benar pak?
Mandi junub yang dilakukan sesudah imsak (dan sebelum shalat shubuh tentunya) tidak merusak puasa seseorang. Hal ini dapat kita perhatikan sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah Saw. pernah mendapati waktu shubuh dalam keadaan junub karena jima’, bukan karena mimpi. Namun, beliau tidak Ifthar (berbuka) dan tidak pula mengqadla` (mengganti) puasanya.
terimakasiih untuk postingannya sangat bermanfaaat sekali 🙂
Terima kasih juga atas kunjungannya yaaa…. 🙂
luar biasa pak… bermanfaat banget, mengingatkan sya yang agak lupa beberapa sunnahnya..
thx for coming to my blog..
sering kunjung2 yee.. hehe
Alhamdulillah…, makasih banyak ya, Mas Maman. Semoga bermanfaat bagi kita bersama.
sekilas mudah ya pak, tapi kalau tidak tahu ilmunya ada saja kesalahan
Oleh karena itu penting bagi kita untuk terus belajar ya, Mbak Lidya.
Pak ustad,saya mw nanya…klau kita tidak sengaja/sengaja mengeluarkan air mani…dan agak lambat untuk mandi bersih atau mandi suci untuk menghilangkan hadas besar,apa msih bisa ? Please dijawab pak ustad
Mandi bersih atau mandi suci bisa dilakukan kapan saja asal sebelum melakukan shalat fardhu atau melakukan ibadah lainnya yang harus suci dari hadas. Demikian, Mas Alief.
Wah,terima kasih pak ustad,…bermanfaat banget nih buat saya 😀
Pak Ustad… Bersuci dari hadas itu disebut apa?
Bersuci dari hadas disebut juga sebagai thaharah.
Apabila sudah melakukan mandi wajib Apakah ada larangan2 bagi laki-laki apabila berhadast besar,
Apabila sudah melakukan mandi wajib, berarti seseorang tersebut telah suci. Semoga demikian yang dimaksudkan dari pertanyaan tersebut. Matur nuwun…
bagus sekali pak….izin membaginya pak
Terima kasih banyak ya, Mas Bakri. Oh iya, silakan, Mas, dengan link-nya ya, Mas, agar tetap tersambung silaturahmi.
pak ustad mau nanya kan hadast besar itu banyak macam2nya dan tiap bacaan kan beda2 yah pak , terus pak kalo bacaan mandi suci hadast besar setelah kita mimpi basah apa pak ?
Meski disebabkan oleh hal yang berbeda, bila jadinya seseorang berhadats besar, maka niat mandinya tetap sama, yakni menghilangkan hadats besar, atau sebagaimana contoh niat sebagaimana dalam postingan di atas.
pak kalo habis mandi besar harus wudhu lagi atau tidak kalau mau sholat fardhu,
Berdasarkan hadits dari Aisyah r.a., ia berkata, “Rasulullah Saw. mandi, lalu shalat dua rakaat, dan saya tidak melihat beliau berwudhu lagi setelah mandi.” (HR. Abu Daud, 259, Ahmad 6/119 dengan sanad shahih) maka setelah mandi besar tidak perlu wudhu lagi. Kecuali, setelah mandi berhadats kecil, misalnya buang angin, menyentuh kemaluan, atau pipis, maka perlu wudhu lagi sebelum shalat.
Ping-balik: MAKALAH BERSUCI DARI HADATS : TUJUAN DAN MACAM-MACAMNYA | nikaagussetyorini
afwan pak, saya isep buat ulangan besok ya…. 🙂 syukron
Monggo… 🙂 semoga bermanfaat.