Memetik Pelajaran Berharga dari Sang Patriot

Novel Sang Patriot karya Irma Devita, foto Akhmad Muhaimin AzzetJudul Buku : Sang Patriot; Sebuah Epos Kepahlawanan
Penulis : Irma Devita
Penerbit : Inti Dinamika Publishers
Tebal : 266 hlm.
ISBN : 978-602-14969-0-9

Betapa saat ini saya dapat menempuh proses pendidikan tanpa ada larangan. Betapa saya dapat beribadah dengan bebas tanpa ada moncong senjata yang coba menghentikan. Saya dapat berpikir, berkumpul, menulis, bahkan juga ngeblog tanpa diawasi, diteror ketakutan, atau kapan saja harus siap diseret ke penjara.

Inilah hidup di zaman merdeka. Betapa saya harus bersyukur kepada Allah Yang Mahakuasa. Dan, betapa saya merasa bersalah dan termasuk jenis manusia yang tidak bisa berterima kasih bila tidak menyadari bahwa kemerdekaan bangsa dan negara ini berkat perjuangan para pahlawan. Kesadaran semacam ini semakin menguat dalam dada saya setelah membaca buku Sang Patriot karya Mbak Irma Devita.

Buku berjenis novel yang ditulis berdasar kisah nyata ini benar-benar mengoyak kesadaran saya akan pentingnya meneruskan perjuangan para pahlawan yang dahulu berjuang mati-matian, mengorban jiwa dan raga, tidak hanya berkeringat, tetapi juga berdarah-darah, hingga maut direnggut paksa di ujung senjata. Merekalah para syuhada yang saat ini mestinya menjadi inspirasi kita semua dalam mengisi kemerdekaan ini. Bukan rakyatnya cuek terserahlah sana pada para pemimpin negara; bukan pula para pemimpin negara mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya saat berkuasa.

Sudahlah, tidakkah kita punya malu sebagai generasi penerus bila hanya mengurus kepentingan sendiri dan golongan semata. Penting bagi kita untuk memetik pelajaran berharga dari para pahlawan perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Satu di antara ribuan pahlawan yang patut kita ketahui sekaligus teladani sepak terjangannya dalam berjuang untuk bangsa dan negara ini adalah Letkol. Mochammad Sroedji. Tokoh inilah yang ditulis oleh Mbak Irma Devita. Sang tokoh adalah kakek dari penulis. Inilah yang menurut saya yang menjadi salah satu kelebihan dari buku ini. Penulis mempunyai semangat yang luar biasa untuk menuliskannya karena mempunyai ikatan emosional yang hebat. Di samping itu, penulis mendapatkan sumber langsung dari neneknya yang bernama Rukmini, istri Letkol. Mochammad Sroedji.

Meskipun epos kepahlawanan ini ditulis dalam bentuk novel, jangan dikira buku ini jauh dari data sejarah. Buku ini ditulis setelah sebelumnya melalui riset yang panjang. Penulis mendatangi museum satu ke museum yang lain, perpustakaan satu ke perpustakaan yang lain, bahkan hingga ke negeri Belanda. Penulis juga mendatangi tokoh-tokoh terkait, terutama yang dulu pernah bersinggungan atau mempunyai referensi tentang sang tokoh.

Membacanya halaman demi halaman, serasa saya masuk dalam betapa tidak mudahnya kehidupan kala itu, betapa Rukmini bernyali besar mendampingi suaminya, betapa Letkol. Mochammad Sroedji mempunyai semangat yang berkobar-kobar untuk menciptakan kehidupan yang bebas dari penjajahan. Inilah kelebihan lain dari buku ini. Penulisnya berhasil menuliskannya dengan cerita yang mengalir dan serasa hidup. Sungguh para pelajar, mahasiswa, dan seluruh elemen generasi penerus bangsa sangat penting untuk membaca buku semacam ini.

“Artikel ini disertakan dalam lomba review novel Sang Patriot”
Fix

30 Komentar

Filed under Kontes

30 responses to “Memetik Pelajaran Berharga dari Sang Patriot

  1. Singkat padat
    Semoga berjaya dalam lomba
    Salam hangat dari Surabaya

  2. Walaupun saya belum membaca novelnya secara utuh,
    dari review tulisan ini saya mendapatkan gambaran tentang Sang Patriot.
    Sukses di kontesnya Pak.

  3. Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Amazzet….

    Semoga sukses dalam GAnya. Membuat review kisah sejarah bukan hal yang mudah untuk dilakukan kerana harus menyelami dasar putik cerita agar menjadi satu plot yang menyadarkan pembacanya.

    Kisah perjuangan generasi lampau dalam keadaan sulit hidupnya untuk memerdekan diri dari penjajahan patut menjadi tauladan kepada enerasi baru agar tidak berulang untuk kesekian kali.

    Reviewnya menarik dan membawa hati kepada kesedaran tentang sikap juang yang perlu ada dalam diri kita generasi baru.

    Salam hormat dari Sarikei, Sarawak. 🙂

    • Wa’alaikumusalam wr.wb. Mbak Siti Fatimah Ahmad.

      Alhamdulillaah, bersua kembali ya, Mbak, di tulisan yang baru dalam blog sederhana ini. Semoga dengan belajar sejarah, termasuk melalui sebuah buku yang ditulis dalam bentuk novel, generasi bangsa ini mempunyai semangat yang tinggi untuk membangun dan berbuat yang lebih baik lagi karena Allah Swt.

      Terima kasih banyak atas ulasannya dalam komentar di atas ya, Mbak. Semoga silaturahim ini menjadikan kita semakin mendapatkan rahmat-Nya.

      Salam hormat dari Jogja.

      • Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Amazzet…

        Anak generasi baru kini kurang mantap rasa patriotiknya kepada negara tercinta. kerana itu kita bisa melihat ramainya anak muda kini yang leka dan lalai dengan pengaruh hedonisme yang kian merosak akal budi dan akhlak terutama jil islam yang kian runtuh.

        bagaimana caranya mahu mengajak generasi muda islam untuk benar-benar menghayati perjuangan islam dengan lebih mantap. mungkin mas bisa membicarakannya di posting akan datang.

        Salam hormat dari sarikei, Sarawak. 🙂

  4. Ini review keempat yang saya baca. Tambah pengen beli bukunya ^^

  5. Bacaan model begini yang seharusnya ditampilkan di buku pelajaran. Sehingga buku pelajaran sejarah tak terkesan membosankan. 🙂

  6. review yang sungguh apik pak…novel ini memang sangat layak baca, terutama buat generasi sekarang,yang sudah terkontaminasi oleh sosok hero dari luarnegri…sehingga mereka mengabaikan para syuhada yang telah rela berkorban jiwa raga demi kemerdekaan Indonesia…
    selamat berlomba..semoga menjadi salah satu yang terbaik..
    keep happy blogging always…salam dari Makassar 🙂

    • Iya, Pak Hariyanto, sedih rasanya jika ada generasi yang tidak bisa berterima kasih kepada para pahlawan bangsanya. Mewarisi jiwa patriot mereka itu penting untuk membangun bangsa ini ke depan. Makasih banyak ya, Pak, telah singgah kemari. Dan, salam hangat dari Jogja 🙂

  7. setuju sama komennya mas nuzulul deh ustad..
    sejarah kali ini bener2 gak ngebosenin kalau disajikan dengan model seperti sang patriot…sukses GA nya ya ustad 🙂

    • Nah, ini Bu Guru, tentu lebih paham bagaimana menghadapi anak-anak setiap hari belajar di sekolah. Sumber belajar yang bervariasi itu penting ya, Mbak, termasuk sejarah yang ditulis dalam bentuk novel. Makasih atas doanya ya, Mbak 🙂

  8. Evi

    Jiwa patriot, altruisme yang penting bagi kelangsungan hidup berbangsa. Sukses ya Pak 🙂

  9. Sudah beberapa posting saya baca mengenai Patriot mas. Hasilnya saya menjadi lebih bersemangat dalam berjuang. Semoga Mas Azzet juga demikian. Tidak bosan untuk terus berjuang.

  10. Saya jadi sudah baca resensi novel ini 2 kali… makin penasaran dengan isinya karena setiap resensi mengupas hal2 yang tidak diterangkan di resensi lain. Semoga dengan banyaknya novel2 bagus seperti ini semakin menambah jiwa patriotik bangsa kita

  11. Mas Azzet, terima kasih atas partisipasinya 🙂

  12. agak penasaran sama isinya

Tinggalkan Balasan ke Akhmad Muhaimin Azzet Batalkan balasan