Menyadari kedudukan sebagai seorang guru yang dimaksudkan di sini adalah kesadaran yang senantiasa tertanam bahwa ia seorang pendidik bagi anak didiknya. Kesadaran seperti ini sangat penting dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat mendidik murid-muridnya dengan baik.
Sungguh, meskipun berada di sekolah, bukan berarti seorang guru secara otomatis bisa menyadari bahwa dirinya adalah seorang guru dalam arti yang sesungguhnya. Mengenai hal ini dapat dibuktikan bahwa tidak sedikit di antara guru yang mengajar apa adanya, tanpa persiapan yang baik, pekerjaannya hanya marah-marah, atau lebih parah lagi tidak mau tahu anak didiknya bisa memahami materi yang disampaikannya atau tidak.
Keadaan menyedihkan sebagaimana tersebut akibat dari seorang guru yang tidak menyadari kedudukannya sebagai seorang guru yang sesungguhnya penuh dengan tanggung jawab. Ketika seseorang menyadari kedudukannya sebagai seorang guru maka akan muncul semangat dan dedikasi yang tinggi untuk melaksanakan tugasnya dengan senang hati ketika berada di sekolah.
Termasuk Ketika Berada di Luar Sekolah
Bagi seorang guru, menyadari kedudukannya sebagai pendidik memang tugas resminya ketika berada di sekolah. Namun, menyadari kedudukannya sebagai seorang guru memang tidak hanya disadarinya ketika berada di sekolah saja, melainkan di mana pun berada tetaplah seorang guru.
Di sinilah sesungguhnya keistimewaan profesi menjadi seorang guru. Bila seseorang bekerja sebagai pegawai kantor, ketika selesai dari pekerjaan dan pulang dari kantor, maka profesinya di kantor sudah tidak melekat lagi. Hal ini berbeda dengan seorang guru. Meskipun sudah tidak berada di sekolah lagi, guru tetaplah dipandang oleh anak didik dan masyarakat di sekitarnya sebagai seorang guru.
Jika seorang guru telah menyadari hal ini, maka ia akan berhati-hati dalam membawa diri. Seorang guru tidak bisa berpandangan bahwa tugas sebagai guru hanyalah ketika berada di sekolah saja, sedangkan ketika berada di luar sekolah ia akan berbuat sesuka hatinya.
Profesi seorang guru adalah sebuah profesi yang melekat pada diri seseorang. Oleh karena itu, ketika berada di luar sekolah, seorang guru tetaplah harus menyadari kedudukannya sebagai seorang guru, sehingga tetap menjaga perbuatannya.
Seorang guru yang tetap menyadari kedudukannya sebagai guru di mana pun berada akan dicintai oleh didiknya dan akan dapat mendidik dengan baik. Kenapa? Karena anak didik menemukan figur yang benar-benar seorang guru.
Demikian semoga tulisan pendek ini bermanfaat bagi kita bersama.
Salam Pendidikan Indonesia,
Akhmad Muhaimin Azzet
Banyak yang mengira setelah keluar dari sekolah, ia pribadi yang bebas ya pak. hehehe…. saya lulusan Spd, tapi lebih nyaman adi gurunya anak2 di rumah.
Jadi guru tentu tidak hanya berada di lingkungan sekolah ya, Mbak. Termasuk dalam hal ini menjadi menjadi guru bagi anak-anak di rumah, tentu ilmu kependidikan yang dulu dipelajari sangat bermanfaat dalam hal ini.
kata orang sunda mah, GURU itu digugu dan ditiru, jadi memang guru harus berhati-hati dalam membawa diri.
Benar sekali, Teh Dina, di sinilah seorang guru adalah teladan bagi anak didiknya.
Reblogged this on smk nurul amin
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Amazzet…
Jika mahu menjadi guru hendaklah bersedia dengan segala risiko yang bakal mencabar sifat kepimpinan seorang guru. Kerana tugas dan peranan guru sangat besar dalam mendidik jiwa kemanusiaan menjadi luhur, murni dan teguh. Memahami tugas guru akan memudahkan kita mendidik anak bangsa dengan jiwa patriotik yang tinggi. Menjadi guru tidak akan menjadikan kita kaya materia tetapi bisa menjadi kaya ilmu dan doa.
Salam takzim dari Sarikei, Sarawak. π
Wa’alaikumusalam wr.wb.
Benar sekali, Mbak Fatimah. Di sinilah semestinya tiap orang yang menjadi guru berangkat dari sebuah rasa cinta yang besar terhadap profesi ini. Hanya yang cinta terhadap dunia pendidikan yang insya Allah punya semangat yang besar untuk selalu memperbaiki diri dalam penampilan dan cara mendidikannya.
Salam takzim juga dari Jogja ya, Mbak π
Terkadang ada yang menjadi guru karena keterpaksaan belum mendapatkan pekerjaan
Nah, ini Mas Edi Padmono, yang sungguh penting untuk diperbaiki niatnya. Saya pernah menuliskan soal ini π
subhanallah alhamdulliah tersampaian sampe relung hati ystadz terima kasih…
Subhanallah walhamdulillaah….
Terima kasih banyak ya, Mas Angki.
jadi ingat ketika 2 tahun menjadi dosen kontrak di LPK magistra utama
Sebuah pengalaman yang berkesan ya, Pak Rachmat Amienullah π