Pendidikan adalah proses bagi seorang anak manusia untuk menemukan hal yang paling penting dalam kehidupannya, yakni terbebas dari segala hal yang mengekang kemanusiaannya menuju kehidupan yang penuh dengan kebebasan.
(Tentu saja kebebasan yang dimaksudkan di sini bukanlah kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa memedulikan hal atau yang lain).
Sejatinya setiap manusia diciptakan oleh Tuhan telah dianugerahi sebuah kebebasan. Dengan demikian, antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya sama sekali tidak dibenarkan untuk saling mengekang dan menindas.
Di sinilah sesungguhnya penting bagi setiap manusia yang terlibat dalam proses pendidikan untuk menyadari bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah membebaskan.
Tidak benar jika dengan pendidikan menjadikan manusia-manusia yang terdidik justru membelenggu manusia yang lainnya dengan kekuasaan yang dimilikinya. Sama sekali tidak benar jika pendidikan hanya menghasilkan manusia-manusia terdidik yang tidak bisa menghargai hak kebebasan manusia yang lainnya.
Pandangan Paulo Freire
Pendidikan yang membebaskan. Ya, inilah hal penting yang diperjuangkan oleh Paulo Freire, seorang filsuf dan ahli pendidikan berkebangsaan Brasil.
Paulo Freire lahir pada 19 September 1921 di Recife, Brasil, dan meninggal dunia pada 2 Mei 1997 di São Paulo, Brasil.
Semasa hidupnya, ia pernah diangkat menjadi Direktur Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dari Dinas Sosial di Negara Bagian Pernambuco (yang beribu kota Recife). Selama bekerja itu, terutama pada saat bekerja di antara orang-orang miskin yang buta huruf, Freire melakukan proses belajar mengajar yang belakangan oleh para ahli pendidikan disebut sebagai gerakan pendidikan yang membebaskan.
Freire memahami betul bahwa orang-orang yang miskin sangat membutuhkan pendidikan karena ia pernah mengalami secara langsung bagaimana getirnya kemiskinan dan kelaparan pada masa Depresi Besar di tahun 1929. Meskipun, pria yang dikenal teguh pendirian ini pada awalnya lahir dan dibesarkan dalam keluarga kelas menengah di Recife, Brasil.
Sungguh, pengalaman langsung Freire saat bersentuhan dengan kemiskinan dan kelaparan itulah yang membangun semangatnya dalam menggerakkan masyarakat miskin agar segera terbebas melalui dunia pendidikan.
Barangkali postingan singkat ini semacam pemantik awal ikhwal pendidikan yang membebaskan, termasuk dalam pandangan Freire. Semoga di kesempatan mendatang dapat membahas lagi.
Salam Pendidikan Indonesia,
Akhmad Muhaimin Azzet
Setiap orang butuh dan berhak mendapatkan pendidikan. Saya setuju bahwa pendidikan itu seharusnya membebaskan, bukan mengekang…
Apa kabar Pak? Ini Risma hehee, Bapak masih ingat Risma? 🙂
Iya, Mbak Risma, betul sekali, pendidikan semestinya membebaskan. Alhamdulillaah…, kabar baik, Mbak Risma. Semoga demikian juga dengan njenengan yaa… 🙂
Betapa pentingnya pendidikan dan, benar, salah satu fungsi pendidikan adalah membebaskan dari kemiskinan. Namun diluar itu, sbg orang tua, saya merasa kini biaya pendidikan itu semakin mahal. Hal ini terasa saat anak bungsu saya masuk kuliah. Saya merasa koq kian mahal saja dibandingkan dgn biaya kuliah dua kakaknya dahulu.
Salam dari saya di Sukabumi,
Iya, Pak Titik Asa, tentunya hal itu juga dirasakan oleh banyak orangtua. Semoga hal ini menjadi perhatian serius bagi para pemegang kebijakan di negeri tercinta ini.