Category Archives: Pendidikan

Memahami Potensi Anak; Hakikat Diciptakannya Manusia (Bagian 2)

Penulis, Akhmad Muhamin Azzet, bersama Kak Fatih dan De’ Una, ketika mengisi pengajian di Masjid Baitul Amin.

Mengembangkan kesadaran sebagaimana tersebut (link hidup) bisa kita mulai dari bagaimana cara kita dalam membimbing dan mendidik anak-anak kita. Kita sadar dan mengetahui bahwa anak-anak yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita sudah dibekali dengan potensi-potensi yang sangat penting untuk dikembangkan demi kesuksesan kehidupannya di masa mendatang. Potensi yang diberikan Tuhan itu tidak bisa kita biarkan begitu saja agar sang anak berkembang dengan sendirinya. Atau, kita biarkan saja potensi yang dahsyat itu sehingga tidak berkembang dan akhirnya malah berakibat menjadi tidak berguna sama sekali bagi kehidupan anak kita.

Di sinilah sesungguhnya dirasa perlu adanya pengasuhan dan pendidikan bagi anak-anak kita. Di sinilah sesungguhnya dibutuhkan perhatian yang sungguh-sungguh bagi orangtua untuk bisa memberikan asuhan dan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Asuhan dan pendidikan yang baik sudah barang tentu tidak hanya di sekolah, tetapi juga dalam lingkungan keluarga. Di sinilah sesungguhnya juga perlu ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan keluarga. Keseimbangan dalam arti pengembangan kecerdasan dan penerapan nilai yang diterapkan di sekolah berbanding lurus dengan pendidikan yang dibangun dalam keluarga. Bukan tidak sesuai atau malah bertentangan; setidaknya bisa saling mengisi.

Di sekolah, misalnya, kecerdasan intelektual anak dikembangkan dengan memberikan tugas rumah agar anak lebih mengasah pengetahuannya; di rumah pun keluarga mendukung dengan memberikan suasana yang nyaman ketika jam belajar atau mendampingi sang anak mengerjakan pekerjaan rumah, bukan malah memutar televisi keras-keras atau hanya menunjukkan rasa marah ketika sang anak tidak bisa menyelesikan tugasnya. Di sekolah, misalnya, kecerdasan emosional dan sosial anak dikembangkan dengan cara berempati kepada temannya yang sedang susah dan memberikan bantuan; di rumah pun orangtua bisa mengajari hal yang sama, bukan malah menyuruh sang anak segera menutup pintu rapat-rapat ketika diketahui ada orang yang datang meminta sumbangan untuk pembangunan tempat ibadah atau untuk panti asuhan yatim piatu. Di sekolah, misalnya, kecerdasan spiritual anak dikembangkan dengan kesadaran sekaligus menunjukkan perilaku taat kepada Tuhan; di rumah pun semestinya orangtua melakukan hal yang sama, bukan hanya menyuruh anak untuk melakukan kewajiban kepada Tuhan, tetapi orangtua tidak memberikan teladan yang baik.

Oleh karena itu, peran orangtua memang tidak bisa dipandang ringan atau kecil dalam memberikan asuhan dan pendidikan bagi anak-anaknya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Bukan hanya dipercayakan kepada sekolah yang favorit dan terbaik, tetapi di rumah pun perlu asuhan dan pendidikan yang baik. Di sekolah memang para guru bertanggung jawab mendidik anak-anak kita karena memang mendapatkan mandat dari kita selaku orangtua, namun ketika di rumah—dan hakikatnya—penanggung jawab bagi pendidikan anak-anak adalah kita, selaku orangtuanya. Sebab, yang mendapatkan amanat langsung dari Tuhan berkaitan dengan anak-anak adalah orangtuanya. Dengan demikian, hakikat diciptakannya manusia oleh Tuhan di muka bumi ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga dapat mengelola kehidupan ini dengan prestasi yang baik menuju kemakmuran dan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

Tinggalkan komentar

Filed under Pendidikan

Memahami Potensi Anak; Hakikat Diciptakannya Manusia (Bagian 1)

Penulis, Akhmad Muhaimin Azzet.

Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk hidup dan mendiami sebuah planet yang bernama bumi ini, sudah barang tentu ada maksud dan tujuannya. Tidak diciptakan begitu saja, kemudian menjalani kehidupan di bumi ini, setelah itu mati dan selesai. Bila memang hanya hidup, setelah itu mati dan selesai, tentu manusia tidak berbeda dengan makhluk yang lain sebagaimana hewan, misalnya.

Namun, manusia diciptakan oleh Tuhan dengan bentuk yang sempurna bila dibanding dengan makhluk yang lain. Manusia juga dibekali akal agar dapat menjalani kehidupan dan mengelola bumi dengan lebih baik. Bekal terakhir inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya, yakni manusia adalah makhluk hidup yang berakal.

Bila ditinjau dari ajaran Islam, setidaknya ada dua tujuan dari diciptakannya manusia di dunia ini, yakni sebagai abdi dan sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai abdi, manusia berkewajiban untuk patuh dan taat kepada Tuhan yang menciptakannya; sedangkan sebagai khalifah, manusia berperan sebagai wakil Tuhan untuk bisa mengelola kehidupan di bumi ini dengan baik.

Termasuk salah satu peran manusia sebagai khalifah di bumi adalah mengembangkan potensi kecerdasan yang telah diberikan Tuhan agar dapat dikembangkan dengan baik. Ya, dikembangkan dengan baik; ini yang perlu digarisbawahi. Sebab, tidak jarang manusia mengembangkan segala potensi yang diberikan Tuhan kepadanya, namun digunakan untuk tujuan yang tidak baik. Sehingga, kerusakan alam terjadi di mana-mana. Dalam kenyataan ini, kita patut untuk prihatin dan mengelus dada. Betapa tidak, pembabatan hutan dengan membabi buta terjadi di mana-mana, membiarkan bekas penambangan dengan begitu saja hingga menyisakan tanah yang tandus dan kerontang, membuang limbah sembarangan hingga merusak ekosistem, terus-menerus mengeruk kekayaan alam sebanyak-banyaknya seakan tidak berpikir lagi untuk generasi mendatang akan diwarisi apa, dan masih banyak kerusakan lainnya yang diakibatkan oleh tangan-tangan manusia.

Kita sangat menyesalkan atas pengembangan potensi manusia yang tidak digunakan dalam kerangka kebaikan. Kita sungguh prihatin atas pengembangan potensi manusia yang digunakan semaunya untuk memenuhi segala hasrat yang bernama keserakahan. Alih-alih sebagai wakil Tuhan yang bertugas mengelola kehidupan di bumi sehingga berkembang penuh kebaikan dan kedamaian, tetapi justru manusia malah merusak kehidupan dan generasinya sendiri.

Sudah barang tentu, kita tidak setuju dengan model kehidupan yang dikembangkan oleh sebagian saudara kita sesama manusia yang justru merusak. Tidak hanya tidak setuju, kita pun semestinya melawan dengan menunjukkan sikap, setidaknya kita mulai dari diri kita sendiri dan keluarga. Marilah kita senantiasa mengembangkan kesadaran bahwa keberadaan kita di muka bumi ini, di samping sebagai hamba Tuhan, juga sebagai khalifah atau wakil-Nya. Sebagai wakil Tuhan, sudah barang tentu kita mempunyai tugas mulia untuk bisa mengembangkan segala potensi yang telah diberikan oleh-Nya secara maksimal agar kita bisa mengelola kehidupan ini dengan lebih baik.

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

Tinggalkan komentar

Filed under Pendidikan

Betapa Penting Kecerdasan Sosial

Santri TPA Tahfidz Masjid Al-Muhtadin sedang menampilkan hafalan Qur’an di acara Milad Masjid Al-Muhtadin.

Kecerdasan intelektual memang sangat penting untuk terus dikembangkan. Namun, kecerdasan yang tidak kalah pentingnya adalah kecerdasan sosial. Sungguh, kecerdasan sosial ini sama sekali tidak boleh diabaikan. Sebab, kecenderungan masyarakat modern, yang satu sama lain sering bersitegang dengan waktu karena adanya target atau bahkan ambisi, persaingan yang sangat ketat di segala bidang, kebutuhan terhadap pemenuhan materi sekaligus gengsi yang semakin menguat, akan membuat kehangatan hubungan sosial semakin berkurang. Di sinilah pentingnya kecerdasan sosial pada anak untuk terus dikembangkan agar kelak anak-anak kita mampu hidup secara sosial dengan baik. Baca lebih lanjut

2 Komentar

Filed under Pendidikan

Membangun Rasa Percaya Diri Anak

Penulis bersama santri TPA Tahfidz Masjid Al-Muhtadin, Perum Purwomartani Baru.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, anak didik harus dibangun agar mempunyai rasa percaya diri yang baik. Rasa percaya diri dapat dimunculkan dengan memberikan bantuan kepada anak didik untuk menemukan kelebihan atau potensi yang ia miliki.

Sungguh, setiap anak manusia mendapatkan anugerah dari Tuhan berupa kelebihan, potensi, atau kecerdasan yang sangat perlu untuk dikembangkan. Di sinilah dibutuhkan kedekatan, kejelian, dan kesabaran dari seorang guru untuk bisa menemukan sekaligus mengembangkan kelebihan atau potensi yang dimiliki oleh anak didiknya. Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Pendidikan

Sekilas Tentang Freire, Tokoh Pendidikan Brasil

Freire, tokoh pendidikan yang membebaskan.

Paulo Freire belajar hukum di Universitas Recife pada 1943. Meski menjadi mahasiswa di bidang hukum, Freire juga belajar filsafat dan psikologi bahasa.

Berkaitan dengan ilmu yang dipelajari oleh Freire ini, ada yang menarik untuk dicermati, yakni meski ia belajar dan akhirnya lulus sebagai sarjana hukum, namun ia tidak pernah benar-benar berpraktik dalam bidang tersebut. Ketertarikannya pada dunia pendidikan membuatnya untuk menjadi guru dan mengajar di sekolah-sekolah menengah. Baca lebih lanjut

6 Komentar

Filed under Pendidikan

Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Ust. Muhaimin Azzet bersama santri

Akhmad Muhaimin Azzet bersama santri.

Di antara tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah kemampuan hidup bersama dengan individu yang lain. Kemampuan ini sangat penting dimiliki oleh anak didik. Sebab, sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri.

Manusia pasti membutuhkan orang lain. Misalnya, dalam memenuhi kebutuhan sandang, makan, papan, kendaraan, pendidikan, bahkan hiburan, manusia tentu tidak dapat memenuhinya secara sendiri. Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Pendidikan

Pendidikan Tidak Hanya Mengembangkan Kecerdasan Intelektual

Santri TPA Tahfidz Masjid Al-Muhtadin, Yogyakarta

Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sangat penting untuk dikembangkan dalam diri manusia. Ketiganya merupakan karunia Tuhan yang tidak boleh diabaikan agar manusia dapat menjalani dan menikmati kehidupannya dengan baik.

Akan tetapi, hal yang tidak diinginkan adalah mengembangkan kecerdasan yang satu, namun mengabaikan kecerdasan yang lainnya. Misalnya, sebagian orangtua dan para guru merasa bangga bila anak-anak mencapai prestasi yang baik dalam kecerdasan intelektualnya; seakan lupa bahwa masih ada kewajiban untuk mengembangkan kecerdasan yang lainnya dalam diri anak, yakni kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Baca lebih lanjut

4 Komentar

Filed under Pendidikan

Pendidikan yang Membebaskan

pendidikan-yang-membebaskan-akhmad-muhaimin-azzet

Pendidikan adalah proses bagi seorang anak manusia untuk menemukan hal yang paling penting dalam kehidupannya, yakni terbebas dari segala hal yang mengekang kemanusiaannya menuju kehidupan yang penuh dengan kebebasan.

(Tentu saja kebebasan yang dimaksudkan di sini bukanlah kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa memedulikan hal atau yang lain).

Sejatinya setiap manusia diciptakan oleh Tuhan telah dianugerahi sebuah kebebasan. Dengan demikian, antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya sama sekali tidak dibenarkan untuk saling mengekang dan menindas. Baca lebih lanjut

4 Komentar

Filed under Pendidikan

Membangun Kehidupan yang Bermanfaat

santri-tpa-al-muhtadin-bersama-ustadz-muhaimin-azzetMembangun kehidupan yang bermanfaat adalah salah satu tujuan diadakannya bimbingan dan konseling di sekolah.

Inilah kunci bagi seseorang agar bisa merasakan hidupnya bermakna. Bermanfaat yang dimaksudkan di sini tentu bermanfaat bagi diri sendiri dan lebih-lebih bagi orang lain. Baca lebih lanjut

4 Komentar

Filed under Pendidikan

Pendidikan Karakter

pendidikan-karakter-pesantren-foto-akhmad-muhaimin-azzetPendidikan tidak hanya mendidik para peserta didiknya untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar berakhlak mulia. Saat ini, pendidikan di Indonesia dinilai oleh banyak kalangan tidak bermasalah dengan peran pendidikan dalam mencerdaskan para peserta didiknya, namun dinilai kurang berhasil dalam membangun kepribadian peserta didiknya agar berakhlak mulia. Oleh karena itu, pendidikan karakter dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak. Baca lebih lanjut

4 Komentar

Filed under Pendidikan