Tag Archives: Muslim

Rukun Iman

Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. an-Nisâ [4]: 136)

Orang yang beriman itu adalah yang meyakini enam hal; sebagaimana jawaban Rasulullah Saw. ketika ditanya oleh seseorang (Malaikat Jibril) di hadapan para sahabat tentang iman. Rasulullah Saw. menjawab, “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, beriman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk.” Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim.

Pendek saja postingan saya kali ini, Sob. Semoga bisa menjadi renungan bagi kita bersama tentang keimanan kita.

Al-Faqîr ilâ Rahmatillâh,
Akhmad Muhaimin Azzet

18 Komentar

Filed under Hikmah

Memahami Arti Shalat

“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS. al-Hajj [22]: 77)

Rasulullah Saw. bersabda:

اَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَ هُوَ سَاجِدٌ

“Saat terdekat bagi seorang hamba kepada Rabbnya adalah pada saat ia bersujud.” (HR. Muslim) Baca lebih lanjut

14 Komentar

Filed under Ibadah

Haji: Kewajiban Manusia Terhadap Allah

Allah Swt. berfirman, “…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 97)

Bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, yakni mempunyai perbekalan atau biaya menuju ke sana, berbadan sehat, dan perjalanan aman, maka ia mempunyai kewajiban terhadap Allah Swt. untuk mengerjakan ibadah haji di bulan Dzulhijah. Kewajiban haji ini hanya sekali seumur hidup dan termasuk dari rukun Islam. Apabila seseorang sudah pernah mengerjakan ibadah haji di tanah suci, maka ibadah haji yang dikerjakannya di tahun-tahun berikutnya berhukum sunnah. Baca lebih lanjut

18 Komentar

Filed under Hikmah

Pengertian Puasa

Gambar diunduh dari ziddu.com

Pada bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan untuk mengerjakan puasa selama sebulan penuh. Hukumnya fardhu ‘ain atas setiap Muslim yang sudah mukallaf atau sudah baligh dan berakal.

Secara bahasa, puasa berasal dari bahasa Arab, “shaumu” yang artinya menahan dari segala sesuatu. Sedang menurut syariat Islam, puasa adalah meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu.

Puasa di bulan Ramadhan mulai diwajibkan kepada orang-orang Islam pada tahun kedua Hijriah, yakni tahun kedua setelah Nabi Muhammad Saw. hijrah dari Makkah ke Madinah. Dalil diwajibkannya berpuasa adalah firman Allah Swt., sebagai berikut: Baca lebih lanjut

8 Komentar

Filed under Ibadah

Menebar Salam

Belajar menebar salam: santri TPA Al-Muhtadin saat menengok salah satu santri yang baru dikhitan.

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bertemu dengan saudaranya, maka hendaklah ia mengucapkan salam kepadanya. Dan seandainya di antara keduanya terpisah oleh pohon, dinding, atau batu, kemudian bertemu kembali maka hendaklah ia mengucapkan salam lagi.” (HR Abu Dawud).

Salam yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah ucapan “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”. Sungguh, ucapan salam ini berbeda dengan ucapan, misalnya, “Selamat pagi” dalam bahasa Indonesia, “Sugeng enjang” dalam bahasa Jawa, “Good morning” dalam bahasa Inggris, atau “Hayakallah” yang biasa diucapkan oleh orang-orang Arab sebelum datangnya Islam. Baca lebih lanjut

23 Komentar

Filed under Hikmah

Lebih Baik dari Seribu Bulan

Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr [97]: 1–5)

Di samping shalat, berdzikir, mengisi malam Ramadhan juga bisa dilakukan dengan bertadarus al-Qur'an (foto am.azzet)

Di dalam bulan Ramadhan, selain diwajibkan puasa agar bisa meraih derajat takwa, ada anugerah yang besar di dalam salah satu malamnya, yakni malam Lailatul Qadar. Malam ini memiliki kebaikan lebih dari seribu bulan. Jangan sampai kita tidak mendapatkan malam itu. Maka, pada setiap malam di bulan Ramadhan kita manfaatkan dengan beribadah sebaik-baiknya. Alangkah ruginya apabila kita tidak mendapatkan anugerah di malam Lailatul Qadar. Baca lebih lanjut

28 Komentar

Filed under Ibadah

Mendapatkan Balasan Istimewa

Rasulullah Saw. bersabda:

“Setiap amal anak Adam dilipatgandakan kebaikan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus lipat kecuali puasa karena ia untuk-Ku dan Aku mengganjarnya; ia tinggalkan syahwatnya dan makanannya karena-Ku. Bagi orang puasa ada dua kegembiraan: kegembiraan pada waktu berbuka dan kegembiraan pada waktu bertemu dengan Rabbnya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada kasturi.” (HR. Jamaah)

“Puasa adalah perisai. Karena itu, hendaknya ia tidak berkata kotor dan tidak bertindak bodoh. Apabila ada seseorang yang memerangi atau mencacinya, hendaknya ia berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’ sebanyak dua kali. Demi Dzat yang jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum daripada minyak misik. (Firman-Nya): ‘Dia meningalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya sendiri. Kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. Bukhari)

Berpuasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang istimewa, maka balasan yang diberikan oleh Allah Swt. kepada orang yang mengerjakannya pun istimewa pula. Bahkan, saking istimewanya, Allah Swt. tidak menyebut sebagaimana balasan yang diberikan kepada orang yang melakukan ibadah lainnya yang diberikan kebaikan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat.

Secara lahiriah, berpuasa memang sulit untuk dipamerkan (riya’) kepada orang lain. Bahkan, apabila ibadah itu difoto, misalnya, dan foto itu bisa ditunjukkan kepada orang lain bahwa orang tersebut telah melakukan ibadah tertentu, maka hal ini bisa dilakukan pada shalat, membayar zakat, sedekah, atau haji. Namun, orang yang berpuasa atau tidak, di dalam foto tidak bisa dibedakan. Ini hanyalah analogi sederhana bahwa berpuasa memang berbeda. Demikian pula dengan orang yang munafik, ia bisa berpura-pura menjalankan shalat bersama kaum Mukmin, misalnya, namun mereka akan merasa berat apabila berpura-pura mengerjakan puasa sebulan penuh dalam bulan Ramadhan.

Al-Faqir ila Rahmatillah,
Akhmad Muhaimin Azzet

19 Komentar

Filed under Ibadah

Puasa Agar Bertakwa

Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)

Bertakwa kepada Allah Swt. adalah derajat yang tinggi dan mulia bagi seorang hamba. Dalam hal ini, Allah Swt. telah berfirman, “…Dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. at-Taubah [9]: 36). Orang yang bertakwa juga dicintai oleh Allah Swt., “…Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (QS. at-Taubah [9]: 4). Di akhirat kelak, orang yang bertakwa dimasukkan dalam surga yang penuh dengan kenikmatan, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan.” (QS. ath-Thûr [52]: 17). Derajat takwa ini bisa diraih dengan mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan.

Al-Faqir ila Rahmatillah,
Akhmad Muhaimin Azzet

33 Komentar

Filed under Hikmah

Mengangkat Derajat dan Menghapus Kesalahan

Ma’dan bin Abi Thalhah berkata, “Aku pernah menemui Tsauban, budak yang dimerdekakan Rasulullah Saw., lalu kutanyakan, ‘Katakanlah kepadaku tentang perbuatan yang dapat kulakukan, yang dengannya Allah dapat memasukkan aku ke surga.’ Atau ia bertanya, ‘Tentang perbuatan yang paling dicintai Allah.’ Kemudian ia (Tsauban) diam. Lalu, kutanyakan lagi, dan ia tetap diam. Kutanyakan yang ketiga kalinya, akhirnya ia menjawab, ‘Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang hal itu. Beliau menjawab, ‘Hendaknya kamu memperbanyak sujud, karena tidaklah kamu bersujud sekali sujud kepada Allah, melainkan Allah mengangkat derajatmu dan menghapuskan kesalahanmu.” Ma’dan berkata, “Kemudian aku datangi Abu Darda’ dan kutanyakan kepadanya. Ia menjawab seperti jawaban Tsauban kepadaku.” (HR Muslim, Tirmidzi, dan Nasa’i) Baca lebih lanjut

30 Komentar

Filed under Hikmah

Seberapa Besar Dosa Kita

Barang siapa menginginkan hidupnya di dunia bahagia, dan sudah barang tentu menginginkan kehidupan yang bahagia pula di kehidupan yang abadi di akhirat kelak, bersegeralah bertaubat kepada Allah Swt.

Tidak ada alasan lagi bahwa dosa di masa lalu terlalu besar. Tak ada alasan lagi bahwa saat ini diri masih berkubang lumpur maksiat. Dan, tak ada alasan lagi untuk menunda lagi. Sebab, siapakah yang tahu bahwa jatah usia yang diberikan Allah kepadanya lebih lama lagi? Untuk itu, mari segera memohon ampun kepada-Nya dan bertaubat dengan kesungguhan hati. Baca lebih lanjut

10 Komentar

Filed under Menuju Cahaya