Ada sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah lama mengganggu dalam benak saya. Pertanyaan itu begini, “Bagaimana ya perasaan atau hatinya orang yang melakukan korupsi pada hari-hari setelah ia melakukan perbuatan tersebut, apakah gelisah, bingung, tidak tenang, atau justru bahagia dan bisa menikmati hasil perbuatannya?” Baca lebih lanjut
Tag Archives: Tuhan
Hati Nurani Orang yang Melakukan Korupsi
Filed under Perjalanan
Memahami Pentingnya Berdzikir
Berdzikir adalah menyebut asma Allah dengan membaca kalimah thayyibah, seperti basmalah, tahmid, hauqalah, hasbalah, istighfar, tasbih, taqdis, tahlil, takbir (mengenai hal ini insya Allah akan dibahas pada bab tersendiri dalam blog ini), membaca al-Qur’an, maupun doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Baca lebih lanjut
Filed under Ibadah
Shalat Hajat
Shalat hajat adalah shalat sunnah yang dikerjakan karena mempunyai hajat agar dikabulkan oleh Allah Swt. Permohonan dengan shalat ini penting agar Allah Swt. memberikan kemudahan dalam meraih apa yang dihajatkannya, agar Allah menghilangkan kesulitan yang sedang dihadapi, sehingga apa yang menjadi hajatnya dikabulkan oleh Allah Swt.
Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ يَتِمُّهُمَا أَعْطَاهُ اللهُ مَ سَأَلَ مُعَجَّلاً أَوْ مُؤَخَّرًا
“Barangsiapa yang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya kemudian dia shalat dua rakaat dengan sempurna maka apa yang dimintanya akan diberi oleh Allah, baik secara cepat maupun lambat.” (HR Ahmad)
Shalat hajat ini dikerjakan dengan dua rakaat pada saat seseorang sedang mempunyai hajat agar dikabulkan oleh Allah Swt. Menurut sebagian ulama, shalat hajat ini boleh dikerjakan sampai dengan dua belas rakaat dengan setiap dua rakaat melakukan salam. Sedangkan waktunya tidak ditentukan apakah siang atau malam. Akan tetapi, apabila dilakukan pada waktu malam, atau di sepertiga malam yang terakhir, hal ini lebih mudah seseorang untuk khusyuk di dalam shalatnya dan lebih berkesan dalam menghadap-Nya.
Allah Swt. berfirman:
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (QS al-Muzzammil [73]: 6)
Setelah mengerjakan shalat hajat hendaknya tetap duduk dengan tenang menghadap ke kiblat. Sebelum mengangkat kedua tangan untuk berdoa atau mengungkapkan hajat kepada Allah hendaknya mengawali dahulu dengan membaca tahmid, tasbih, takbir, dan shalawat atas Nabi Saw.; atau mendahului dengan memperbanyak membaca istighfar dan shalawat atas Nabi Muhammad Saw. Setelah itu, baru berdoa kepada Allah Swt. dengan doa sebagai berikut:
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ, سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ, اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَ عَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَ الْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَ السَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ, لاَ تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ , وَ لاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَجْتَهُ وَ لاَ حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضَاءً إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Lâ ilâha illallâhul halîmul karîm, subhânallâhi rabbil ‘arsyil ‘azhîm, alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn, as-aluka mûjibâti rahmatik, wa ‘azzâ-ima maghfiratik, wal ghanîmata min kulli birr, was salâmata min kulli itsm, lâ tada’ lî dzamban illâ ghafartah, wa lâ hamman illâ farrajtah, wa lâ hâjatan hiya laka ridhan illâ qadhaitahâ yâ arhamar râhimîn.
Artinya:
“Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah Yang Maha Penyantun lagi Maha Pemurah. Mahasuci Allah, Tuhan (pemelihara) ‘Arsy Yang Mahaagung, segala nikmat karunia hanyalah milik Allah, Penguasa alam semesta. Aku memohon kepada-Mu untuk mendapatkan kepastian rahmat-Mu, kepastian ampunan-Mu, keberhasilan untuk mendapatkan setiap kebaikan, dan keselamatan dari setiap dosa. Janganlah Engkau biarkan satu dosa pun pada diriku, melainkan Engkau mengampunkannya. Janganlah Engkau biarkan satu pun kesulitan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapatkan ridha-Mu melainkan Engkau kabulkan, ya Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.” (HR Tirmidzi)
Setelah berdoa dengan bacaan sebagaimana di atas, lantas mengungkapkan apa yang menjadi hajatnya kepada Allah Swt. dengan hati yang bersungguh-sungguh. Dalam mengungkapkan hajat bisa dilakukan dengan tetap mengangkat tangan berdoa kepada-Nya atau bisa pula dilakukan dengan bersujud. Dengan demikian, semoga Allah Swt. mengabulkan hajat yang disampaikan kepada-Nya. []
Filed under Semakin Mendekat