Seorang guru yang dicintai oleh murid-muridnya adalah yang bisa memberikan penghargaan kepada murid-muridnya. Penghargaan yang dimaksudkan di sini tidak harus bermakna penghargaan yang berupa materi atau pemberian hadiah berupa barang. Penghargaan juga bisa diberikan hanya dengan kata-kata yang bermakna positif dan menyenangkan. Misalnya, pada saat seorang anak didik berhasil menyelesaikan pekerjaannya, seorang guru berkomentar, “Bagus sekali, ternyata kamu bisa menyelesaikannya dengan baik.” Sudah tentu, sang anak akan merasa senang karena apa yang telah dilakukannya mendapatkan penghargaan dari gurunya.
Sebaliknya, apabila seorang anak didik telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya, seorang guru berkomentar sebaliknya, “Mengerjakan begitu saja lama sekali, padahal ini sebenarnya sangat mudah.” Mendengar komentar dari sang guru, sudah tentu murid yang dimaksud tidak merasakan senang di hati meskipun ia telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya.
Pembaca yang budiman, memberikan penghargaan sebagaimana tersebut sesungguhnya tidak sulit untuk dilakukan. Tidak membutuhkan biaya, namun yang dibutuhkan hanya ketulusan dari hati yang bersih untuk melakukannya. Oleh karena itu, sebagai guru yang ingin berhasil dalam melaksanakan tugas dan mengemban tanggung jawab yang mulia, sudah tentu akan berusaha untuk bisa memberikan penghargaan kepada anak didiknya.
Salam Pendidikan Indonesia,
Akhmad Muhaimin Azzet
iya bener banget ya pak.. semoga jika aku jadi guru nanti bisa memberikan penghargaan yang positif kepada murid-murid saya
Semoga ya, Mas Huda, agar mendidik merupakan kegiatan yang menyenangkan, dan anak didik pun mudah meraih keberhasilan. Aamiin…
setuju mas.. menurut sy reward & punishment itu harus seimbang.. Biar anak2 juga semangat, mentalnya gak jatuh.. Jgn berlebihan.. Seringkali kita muda memberikan punishment tp lupa memberikan reward walpun bentuknya sederhana..
Yup, keseimbangan itu penting sekali. Jangan sampai seorang guru ketika mendapati muridnya melakukan kesalahan lalu dimarahi, namun ketika muridnya berhasil –meski sederhana– diam saja. Lebih bagus lagi ya memberikan banyak penghargaan.
memang sering mendengar pak, guru seringnya menegur kalau murid berbuat salah atau sekedar lama mengerjakan tugas. Tapi tidak memuji kalau sebaliknya. Anak-anak jadi sering merasa usahanya sia-sia. Begini tetp salah begitu juga salah.
Rasa ingin dihargai selalu dimiliki oleh siapapun, bahkan guru sendiri. Seharusnya dgn berkaca bahwa kalau guru suka dihargai, maka murid juga.
Nah…, ini dia: guru yang bisa berkaca. Dengan demikian, sikap seorang guru terhadap murid akan lebih menyenangkan. Kalau ini sudah terjadi, tentu mencapai keberhasilan pendidikan akan lebih mudah. Makasih nggih Bu Niken.
saya fikir ini berlaku jg pada orangtua….terhadap anak2nya
Iya, benar sekali. Tidak hanya bagi guru, tentu hal ini juga berlalu bagi orangtua terhadap anaknya. Terima kasih banyak ya Mas.
Pak Azzet, memberi penghargaan gak susah menurut saya. Dengan memberi tepukan di pundak misalnya sdh membangkitkan rasa bangga pd yg pantas menerima. Namun ada guru yg enggan melakukan, bersebab hambatan emosi 🙂
Bila kita senang dengan profesi ini, tentu tidak susah ya, Mbak Evi. Apalagi perhatian itu bisa dilakukan dengan bentuk2 yang sederhana. Makasih banyak telah singgah ya, Mbak.
benar pak, sangat setuju penghargaan tidak harus berupa materi , cukup dengan menunjukkan perhatian dan respon yang positp bagi anak sudah membuat anak-anak merasa dihargai dan semangat belajar nya juga semakin bertambah,
Demikianlah ternyata pengalaman di lapangan nggih Bu. Ternyata penghargaan terhadap anak-anak tidak harus berupa materi. Makasih ngggih Bu, telah singgah kemari.
salam kenal ya
Salam kenal juga ya…
setuju pak.. bagaimanapun juga anak didik berhak untuk dihargai.. meski hanya sebatas kata-kata tapi kadang efeknya lar biasa, si anak menjadi lebih semangat lagi dan semakin termotivasi untuk lebih bisa lagi..
Iya, Mbak ‘Ne, siapa pun, termasuk anak didik, tentu senang jika dihargai. Makasih banyak ya, Mbak, telah singgah kemari.